Ahad, 3 November 2013

LAPORAN PRAKTIKUM KERJA BATU



LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum kerja bata (Mansory) ini telah diperiksa dan disetujui oleh instruktur / pembimbing :



MARDIANA  AMIR, ST., MT.
NIP : 19680602 199703 2 001






Mengetahui,
Ka. Lab. Konstruksi Sipil



JHON ASIK, S.ST.
NIP : 119670603 199202 1 002




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunianya, kami masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan materi ini. Tidak lupa kami ucapkan terimahkasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan  kepercayaan kepada kami dalam menyelesaikan laporan ini, serta teman – teman yang memberikan dukungan baik berupa moral maupun moril dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, karena sesungguhnya inilah keterbatasan ilmu yang kami miliki dan kami juga hanyalah manusia biasa.Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” tak ada manusia yang luput dari kesalahan, begitupula dengan kami, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.Maka dari itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan demi kelancaran dalam pembuatan laporan berikutnya dan juga untuk menmbah wawasan kami sebagai penulis dan semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para pembaca serta teman – teman pada umumnya.
Makassar, 17 September 2013

                 Penulis       


DAFTAR ISI
Lembar Asistensi...................................................................................................................... i
Lembar Pengesahan.................................................................................................................. 1
Kata Pengantar......................................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................... 4
BAB II DASAR TEORI.......................................................................................................... 5
BAB III
JOB I  MEMASANG DINDING SATU BATA MEMBENTUK  SUDUT  SIKU 14
JOB II  MEMASANG DINDING SETENGAH  BATU MEMBENTUK SUDUT SIKU           20
JOB III  PASANGAN ROLLAG MIRING............................................................. 24
JOB IV PLASTERAN DINDING............................................................................ 35
JOB V PASANGAN TEGEL LANTAI ................................................................... 43
JOB VI PENGACIAN............................................................................................... 51
JOB VII PONDASI................................................................................................... 56
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 62




BAB I
PENDAHULUAN
 Kerja batu atau sering disebut juga mansory adalah pekerjaan pemasangan inding atau  bata baik untuk lantai, dinding, maupun pagar.
 Kerja batu (mansory) juga merupakan pasangan pondasi, pasangan tegel, pasangan rollag,  plasteran, dan acian (finshing). Bahan – bahan yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi batu terdiri dari :
·         Pasir
·         Semen
·         Kapur
·         Air
·         Meteran
·         Sikat kawat
·         Tingle kotak spesi
·         Tongkat ukur
·         Jidar
·         Ayakan pasir
·         Grobak dorong
·         Pemegang bata
Peralatan yang digunakan yaitu :
·         Sendok Spesi
·         Sendok plasteran
·         Sendok kecil
·         Water pass
·         Palu pemotong bata
·         Plat siku
·         Blok dan line bobbyn
·         Unting – unting
·         Jointer
·         Ruskam




BAB II
DASAR TEORI
2.1  BAHAN DAN PERALATAN
1.      Jenis Bahan
a.       Batu Bata
Bata adalah suatu bahan yang terbuat dari tanah liat dengan atau tanpa bahan campuran, kemudian dicetak dalam ukuran tertentu.Berbentuk balok yang dikeraskan melalui pembakaran, sehingga tidak hancur kembali bila direndam dalam air. Standar ukuran bata di Indonesia adalah
                                                                        52 mm x 115 mm x 240 mm
                                                                        50 mm x 110 mm x 230 mm
115
240
52
 






Penyimpanannya: pada dasarnya batu dilapangan harus diberi alas agar air dibawahnya tidak meresap, karena bata mempunyai daya serap yang tinggi. Sebaiknya di atasnya ditutupi dengan terpal atau plastik agar terlindung dari cuaca yang akan mengurangi mutu bata itu sendiri. Batu bata harus di susun berselang seling. Agar tidak pecah atau retak, dari susunan ini yang paling tinggi 2 m, agar bata yang berada paling bawah tidak pecah.
b.      Pasir
Pasir adalah suatu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung, dan juga gilingan batu, pasir merupakan butiran – butiran mineral atau agregar halus yang mempunyai gradasi maksimal 0-4 mm. fungsinya pada pasangan sebagai pengisi.
Penyimpanannya: setiap penumpukan pasir harus diberi alas agar pasir tidak bercampur dengan tanah yang dibawahnya. Lebih – lebih sewaktu pengambilannya dengan sekop.
c.       Semen
Semen adalah bahan perkat utama dalam adukan dan semen mempunyai sifat membantu kalau terkena air atau udara lembab.Untuk mencegah terjadinya pengerasan maka semen harus disimpan di dalam ruang khusus serta tidak perlu ada jendela.Dinding ruangan harus dilapisi dengan kertas aspal dan lantainya ditinggikan 30 cm dari permukaan tanah agar udara ruangan tidak lembab. Semen di susun diatas sebuah palet jaraknya dari dinding 50 cm dan tinggi susunan semen 2 m agar karung paling bawah tidak pecah di sebabkan berat semen di atasnya dan juga muda dalam pengambilannya.










d.      Kapur
Kapur berasal dari pembakaran baru kapur, kemudian dilebur dalam air sehingga menjadi tepung.Sifat dari kapur adalah menyerap air.Justru itu kapur harus disimpan terhindar dari kelembapan.Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dalam adukan.Agar kapur tetap mempunyai daya ikat yang baik maka penyimpanan kapur dilapangan harus di tempat kering dan di usahakan beratap agar terhindar dari hujan, penimbunan kapur ini juga harus lebih tinggi dari permukaan banjir daerah tersebut.













e.       Air
Air yang digunakan untuk pengaturan mortar hendaknya air bersih atau air yang dapat di minum.Air berfungsi untuk menghomogenkan adukan mortar, merendam bata, dan membersihkan pasangan sebelum disambung dan lain-lain. Tidak dibenarkan memakai air yang mengandung minyak, alkali, dan garam untuk mengaduk mortar, sebab ini akan mengurangi kekuatan pasangan dan jangan memakai air yang mengandung zat besi atau tingkat keasamannya tinggi.

2.      Peralatan
a.       Sendok Spesi
Berguna untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pemasangan. Alat ini terbuat dari plat baja yang tipis dan tangkai kayu. Daun sendok ini terbuat berbentuk segitiga dan sisinya sama panjang bata.







b.      Sendok Plasteran
berguna untuk mendrop pada saat memplaster dinding dan juga untuk menghaluskan dinding. Alat ini terbuat dari plat tipis dan diberi tangkai kayu dibelakangnya.







c.       Sendok kecil
Kegunaannya sama dengan sendok spesi tapi digunakan pada bidang pekerjaan yang tidak dapat menggunakan sedok spesi.




d.      Waterpass
Waterpass terbuat dari kayu atau aluminium atau kotak nivo yaitu sebuah tabung gelas yang di dalamnya berisi cairan eter dan ada gelembung udara di dalamnya.Waterpas pada umumnya mempunyai dua tabung nivo yang satu untuk mengukur kedataran dan yang satu untuk ketegakan.





e.       Palu pemotong bata
Untuk memotong bata, membelah, dan mempertajam batu bata.Disamping itu juga dapat di gunakan untuk memukul paku.







f.       Plat siku
Alat ini terbuat dari plat besi atau baja dengan membentuk siku 90o dilengkapi dengan garis (cm), gunanya untuk menyetel kesikuan pasangan pada sudut-sudut pertemuan dinding.





g.      Blok dan Line bobbyn
Blok Bobbyn terbuat dari 2 buah potongan kayu yang dibentuk sedemikian rupa dan di huungkan dengan benang sedangkan Line Bobbyn terbuat dari besi di hubungkan dengan benang, guna kedua alat ini di gunakan untuk mencatokkan benang sebagai pedoman pemasangan batu.







h.      Unting-unting
Berguna untuk mengukur ketegakan suatu konstruksi, juga untuk mengukur ketepatan titik konstruksi bangunan.Unting-unting terbuat dari besi atau timah dengan berat lebih dari 300-500 gram.







i.        Jointer
Terbuat dari plat besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga berguna untuk mebersihkan dan membentuk siar pada pasangan bata. Juga ada yang terbuat dari besi yang diberitangkai kayu.





j.        Ruskam
Terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi pasangan untuk meratakan plasteran dinding.








k.      Meteran
Untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang, dan tinggi pada medan kerja. Panjangnya bermacam-macam 1m-5m.meteran ada yang terbuat dari plat baja tipis dan digulung dari kotak kecil sebagai pelindungnya. Juga ada meteran kayu yang dilipat.








l.        Sikat kawat
Terbuat dari balok kayu, pada permukaannya di pasang kawat – kawat sebagai sikatnya, gunanya untuk membersihkan bidang kerja dari kotoran.





m.    Tingle
Gunanya untuk mencegah kendoran benang sewaktu memasang bata. Terbuat dari plat baja yang salah satu sisinya dibuat bergigi.




n.      Kotak spesi
Berguna untuk meletakkan mortar





o.      Tongkat ukur
Untuk menentukan tinggi setiap lapisan pasangan, dan juga untuk mebantu waterpass dalam menentukan kedataran pasangan.




p.      Jidar
Untuk meratakan plasteran dinding atau lantai beton.
80
250
10









q.      Ayakan pasir
Untuk menyaring pasir, semen dan kapur.






r.        Gerobak dorong
Untuk mengangkut pasir, semen, kapur dan mortar.







s.       Pegangan bata
Untuk menjepit beban pada waktu diangkat.




BAB III
JOB I
MEMASANG DINDING SATU BATA MEMBENTUK SUDUT SIKU

A.    TUJUAN
·         Mampu memasang dinding satu bata dan mencetaknya.
·         Mampu melakukan pemasangan bata dengan sudut siku di pertemuan dinding.
B.     INSTRUKSI UMUM
·         Teknik perletakan bata harus benar
·         Setiap lapisan batu bata harus dicetak kerataannya dan keseluruhannya sehingga tampak bagus.
·         Setiap pengambilan mortar dengan sendok spesi harus pas untuk memasang bata.
C.     ALAT
·         Sendok spesi
·         Kotak spesi
·         Ember
·         Ayakan pasir
·         Line bobbyn
·         Water pass
·         Meteran
·         Skop
·         Gerobak dorong
D.    BAHAN
·         Pasir
·         Semen
·         Batu bata
·         Air

E.     LANGKAH KERJA
1)      Batu bata yang digunakan terlebih dahulu direndam dalam air
2)      Adukan spesi dibuat dengan perbandingan 1:5, dimana satu kapur, dan lima pasir.
3)      Benang dipasang sebagai pedoman untuk kelurusan pasangan batu bata dan line bobbyn digunakan untuk membentuk sudut siku
4)      Pasangan bata dipasang dengan mengikuti benang dan lapisan paling bawah diberi spesi  sebagai spesi datar
5)      Sudut siku dibuat berdasarkan line bobbyn
6)      Pasangan bata dilanjutkan sampai pada ketinggian tertentu dan tetap memperhatikan kerapian siar pada pasangan bata
7)      Kedataran pasangan bata selalu dicek dengan waterpass










Bata direndam dahulu sebelum dipakai


















Tiap memasang bata hendaklah di cek kedatarannya dengan waterpass

F.     ANALISA BAHAN
Diketahui       :
·         Ukuruan bata          : 19 x 9,5 x 4 cm
·         Tebal siar datar       : 1,5 cm
·         Tebal siar tegak       : 1,2
·         Komposisi adukan : 1 kapur : 5 pasir
·         Panjang pasangan   : 75 cm
·         Tinggi pasangan      : 45 cm
Penyelesaian :
1 m3 pasangan dinding       = 0,25 m3
Volume pasangan               = 1,50 x 0,45 x 0, 195
                                            = 0,132 m3

Semen            : 1 x 0,76   = 0,76
Pasir               : 5 x 0,675   = 3,375
                                            4,135
Volume semen      :  x 1 x 0,132 = 0,011 m3
Volume pasir         :  x 5 x 0,132 = 0,056 m3
Untuk jumlah batu bata   
Luas pasangan       : 150 x 45 = 6750 cm3
Jumlah bata
                       =  + 5%
                       =  + 5%
                       =  + 5%         
                       =  + 5%         
                       = 60,756 + 5%       
                       = 63,793
                       = 64 biji
                       = 64 x 2
                       = 128 biji
Dikalikan 2 karena sepasang 1 bata
G.    GAMBAR KERJA

 


               45
 



 75                                           75
H.    KESIMPULAN
Pada pekerjaan job memasang dinding satu bata membentuk sudut siku diperoleh kesimpulan :
·         Jumlah batu bata yang digunakan sebanyak 128 biji
·         Pasir yang digunakan sebanyak 0,056 m3
·         Semen yang digunakan sebanyak 0,011 m3
I.       SARAN
1.      Pastikan pemasangan dinding batu bata benar – benar siku pada sudut pertemuannya karena tengahnya dapat berfungsi sebagai profil
2.      Melakukan pengecekan untuk tiap lapisan pasangan bata agar hasil lebih maksimal serta tidak menjadi hambatan nantinya.



J.       LAMPIRAN (DOKUMENTASI) JOB I



























JOB II
MEMASANG DINDING SETENGAH BATU MEMBENTUK SUDUT
A.     TUJUAN
ü  Membuat sudut siku-siku dilapangan dengan alat sederhana
ü  Membuat konstruksi sambungan sudut siku dengan benar
ü  Memasang batu bata pada sudut pertemuan dinding dengan tegak dan datar
B.     INSTRUKSI UMUM
ü  Teknik perletakan batu  dan mortar harus benar
ü  Setiap lapisan batu bata harus dicek kedatarannya dan kelurusannya
ü  Setiap pengambilan mortar dengan sendok spesi harus pas untuk memasang batu bata.
C.     ALAT
ü  Sendok spesi
ü  Kotak spesi
ü  Ember
ü  Ayakan pasir
ü  Line bobbyn
ü  Water pass
ü  Meteran
ü  Skop
ü  Gerobak dorong
D.     BAHAN
ü  Pasir
ü  Semen
ü  Batu bata
ü  Air
E.      LANGKAH KERJA
1)      Pakaian kerja digunakan saat bekerja
2)      Alat disorder pada tool keeper sesuai dengan kebutuhan
3)      Bata yang akan digunakan direndam terlebih dahulu
4)      Adukan spesi dibuat dengan komposisi 1:5, yakni satu kapur dan lima pasir
5)      Benang dipasang sebagai pedoman untuk kelurusan pasangan bata dan digunakan line bobbyn untuk membuat siku
6)      Mulai memasang batadengan mengikuti benang tadi dan lapisan paling bawah diberi spesi sebagai siar datar
7)      Sudut siku dibuat berdasarkan line bobbyn
8)      Pasangan bata dilanjutkan sampai ketinggian tertentu dan tetap memperhatikan kerapian siar pada pasangan bata
9)      Kedataran pasangan bata selalu dicek dengan waterpass
F.      ANALISIS BAHAN
Diketahui :
ü  Ukuran batu bata : 19 x 9,5 x 4 cm
ü  Tebal siar datar : 1,5 cm
ü  Tebal siar tegak : 1,2 cm
ü  Panjang pasangan I : 120 cm
ü  Panjang pasangan II : 150 cm
ü  Tinggi pasangan : 55 cm
ü  Komposisi campuran : 1 kapur : 5 pasri
Peneyelesaian :
1 m3 dinding bata = 0,35 m3 spesi
ü  Volume dinding segi empat
= (1,5 x 0,55 x 0,095 )
= 0,0784 m3
ü  Volume dinding segi tiga
=  x (1,2 x 0,55 x 0,095)
= 0,03135 m3
ü  Volume total
= 0,0784 + 0,03135
= 0,10975 m3

Kapur         : 1 x 0,55     = 0,55
Pasir           : 5 x 0,675  = 3,375
                                         3,925
Volume kapur :  x 1 x 0,10975 = 0,00979 m3
Volume pasir :  x 5 x 0,10975 = 0,04893 m3
ü  Jumlah bata yang digunakan
Luas dinding segi empat
= 150 x 55
= 8250 cm2
Luas dinding segitiga
=   x (120x55)
= 3300 cm2
Luas total pasangan dinding
= 8250 + 3300
= 11550 cm 2

Jumlah bata
=    + 5%
=   + 5%
=  + 5%
=  + 5%
= 103,960 + 5% (103,960)
=103,960 + 5,198
=110 biji
G.     GAMBAR KERJA







H.     KESIMPULAN
Pada pekerjaan job memasang dinding setengah bata membentuk sudut siku diperoleh kesimpulan :
ü  Jumlah bata yang digunakan sebanyak 110 biji
ü  Kapur yang digunakan sebanyak 0,00979 m3
ü  Pasir yang digunakan sebanyak 0,04893 m3
I.        SARAN
1.      Pastikan pasangan dinding batu benar benar siku pada sudut pertemuannya
2.      Siar tegak yang terdapat pada dinding itu tidak boleh sejajar
3.      Usahakan line bobbyn tidak bpleh kendor
4.      Melakukan pengecekan untuk tiap lapisan bata agar hasil lebih maksimal serta tidak menjadi hambatan nantinya
5.      Penempatan alat dan bahan kiranya ditempatkan yang muda dijangkau serta tidak menghalangi orang lain.

JOB III
PEMASANGAN ROLLAG MIRING
A.        Tujuan
1.      Memasang dinding batu bata dengan teknik yang benar
2.      Mengukur  ketegakan dan kedataran pasangan dengan waterpass
3.      Memasang pasangan rollag dengan benar
B.         Instruksi Umum
1.      Teknik pemasangan mortar dan bata harus benar
2.      Setiap lapis bata harus dicek kedatarannya
3.      Siar tegak ketebalannya 1 - 1,5 cm dan sebaiknya tebalnya sama
4.      Siar datar ketebalannya 0,5 - 1,2 cm dan sebaiknya ketebalannya sama
5.      Setiap pengambilan mortar sebaiknya pas agar tidak terbuang
6.      Penekanan dengan menurunkan bata harus diperkirakan
C.         Keselamatan Kerja
a.       Memakai pakaian kerja
b.      Memakai masker dan sepatu pengaman
c.       Memakai sarung tangan
d.      Mengutamakan keamanan dalam bekerja
e.       Bekerja sesuai dengan langkah kerja
D.        Alat dan bahan
                        Alat:
1.      Sendok spasi, digunakan untuk memasang bata.
2.      Sekop, digunakan untuk mengaduk pasir, semen dan air hingga menjadi mortar.


3.      Ember, digunakan sebagai alat penakar perbandingan campuran dan untuk mengambil air.

4.      Ayakan pasir, digunakan untuk mengayak pasir agar lebih halus dan gradasinya kurang lebih sama.




5.      Waterpass, digunakan untuk mengecek ketegakan dan kedataran.
 







6.      Benang, digunakan sebagai pedoman pada pemasangan dinding.
7.      Gerobak Dorong, digunakan untuk membawa alat/bahan dalam jumlah yang besar




Bahan:
1.      Pasir                                                                         3.      Batu Bata



2.      Kapur                                                                       4.  Air                                                                                                                                           








5.   Balok (Ukuran 80 cm)
 






E.         Prosedur Pelaksanaan / Langkah Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan sebelum praktek dimulai
2.      Menghitung jumlah material yang dibutuhkan dalam pekerjaan
3.      Menyiapkan dan atur alat dan bahan dilokasi pekerjaan
4.      Mengayak pasir dan kapur sebelum ditakar lalu dicampur, perbandingan yang dipakai adalah 1:4
5.      Tuangkan pasir dan kapur ke lantai kerja untuk diaduk.








6.      Mencampurkan bahan dengan cara memindahkan pasir dan kapur dengan menggunakan sekop sehingga bahan tercampur dengan baik.
7.      Setelah bahan tercampur dengan baik, kemudian diberi air sesuai dengan kebutuhan, jangan sampai campuran terlalu encer
8.      Mengaduk bahan tersebut dengan cara membolak – balik dengan menggunakan sekop, aduk sampai betul – betul merata
9.      Memindahkan mortar ke dalam kotak adukan, setelah itu mortar siap digunakan pada pemasangan bata




10.  Merendam batu bata terlebih dahulu sebelum dipasang.
 





11.  Memotong papan yang akan digunakan sebagai penopang (pengganti kusen) sesuai dengan ukuran yang telah di tentukan.
12.  Memasang balok diantara kedua pasangan batu yang akan di pasangi rollag









13.  Mengukur kedataran balok dengan mengunakan waterpass.
 






14.  Rollag miring di pasang pada lapisan ke 8
 







15.  Lanjutkan pemasangan dinding di samping kiri dan kanan rollag miring dan lanjutkan pasangan bata yang telah ditentukan oleh instruktur.
16.  Memasang rollag dengan cara dari ujung ke ujung, hati-hati pada saat pemasangan bata.
 








17.  Melanjutkan pasangan bata di atas rollag sebanyak  satu lapis. Perhatikan kemiringan bata dengan menggunakan benang acuan yang diletakkan ditengah bawah dari bidang kerja. Dengan kemiringan masing-masing 60°.





18.  Lanjutkan pemasangan bata sebanyak yang telah ditentukan, hingga kedua ujungnya bertemu di tengah




19.  Setelah itu, berilah satu bata ditengah pertemuan rollag tersebut kemudian berikan campuran pada lapisan terakhir.





20.  Setelah Rollag terpasang lanjutkanlah pemasangan dinding ½ bata di kiri dan kanan rollag
21.  Pasang bata hingga sejajar dengan ujung rollag dan tambahkan 3 lapis keatas (seperti gambar dibawah)
 





















F.                      Analisa Perhitungan
Luas Bidang Kerja    = (100x20)cm
       = 2000 cm2
       = 0.2 m2
 bata sisi rollag =
+ 5%

  
     
    
            Jumlah bata yang dibutuhkan untuk rollag     = 12 bata
            Perbandingan Campuran 1:4
Volume pasangan = 0,2 × 0,1 = 0,02
Perbandingan Campuran 1 : 4 =
          0,76
          2,7   +
                                                    3,46

1 m3 pasangan bata membutuhkan spesi 0,35 m3
Kebutuhan pasir          =  x 5 x volume total
                                    =  x 5 x 0,02
                                    = 0,078 m3
                                    = 7,88 liter


Kebutuhan Kapur                   =  x 5 x volume total
                                                =  x 5 x 0,02
                                                = 0,022 m3
                                                = 2,23 liter

G.        Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Ø Dapat mengetahui cara pemasangan rollag miring yang baik dan benar.
Ø Pemasangan rollag akan rapi bila pemasangannya dipasang tepat pada garis pertemuan dua sisi pasangan batu yang menjadi dasar pada pemasangan rollag dan papan penyangga ditopang kayu yang kuat.
Saran
Ø Keseriusan dalam bekerja serta penggunaan alat yang baik akan mempengaruhi hasil pekerjaan sehingga dalam hal ini mempercepat penyelesaian pekerjaan.
Ø Sebaiknya pasangan dasar adalah pasangan yang siku dan pemasangan rollag sebaiknya dipasang dengan bantuan tali dan senantiasa dikontrol menggunakan waterpass.










H.  LAMPIRAN JOB III























JOB IV
PLESTERAN
A.        Tujuan
1.    Mampu memplester dinding batu bata dengan baik dan benar, serta rata.
2.    Mampu menghitung kebutuhan bahan yang dipakai.
3.    Dapat menggunakan alat dengan baik dan benar.
B.         Instruksi Umum
Batu bata biasanya digunakan sebagai dinding sebuah bangunan tetapi kebanyakan ukuran batu bata tidak seragam dan mutunya kurang baik, oleh karena ituu ntuk menutupi ketidak seragaman bata maka dilakukan plesteran. Plesteran juga berfungsi untuk melindungi dinding dari pengaruh cuaca, serta memberikan permukaan yang rata dan halus pada dinding.
C.         Keselamatan Kerja
f.       Memakai pakaian kerja
g.      Memakai masker dan sepatu pengaman
h.      Memakai sarung tangan
i.        Mengutamakan keamanan dalam bekerja
j.        Bekerja sesuai dengan langkah kerja
D.        Alat dan bahan
                        Alat:
8.      Sendok spasi, digunakan untuk memasang bata.






9.      Sekop, digunakan untuk mengaduk pasir, semen dan air hingga menjadi mortar.








10.  Ember, digunakan sebagai alat penakar perbandingan campuran dan untuk mengambil air.











11.  Ayakan pasir, digunakan untuk mengayak pasir agar lebih halus dan gradasinya kurang lebih sama.




12.  Waterpass, digunakan untuk mengecek ketegakan dan kedataran.





13.  Benang, digunakan sebagai pedoman pada pemasangan dinding.






14.  Ruskam kayu, digunakan untuk meratakan campuran







15.  Talangan, berfungsi menampung campuran dalam jumlah sedikit






Bahan:
3.      Pasir                                                                         2. Kapur
3.      Air                                                                                                                        




E.         Prosedur Pelaksanaan / Langkah Kerja
1.        Sebelum melakukan pekerjaan periksa kelurusan dan ketegakan dinding dengan menggunakan waterpass.
2.        Semua kotoran yang menempel didinding dibersihkan dengan sikat, lap, atau semacamnya
3.        Sebelum melakukan plesteran, jika dinding terlalu kering terlebih dahulu dipercikan air untuk melembabkan dinding agar ikatan yang terjadi antara dinding dengan mortar sempura.
4.        Menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan pada lokasi pekerjaan
5.        Tebal plesteran untu klapisan adalah 10 mm dengan komposisi adukan 1 kapur : 3 pasir.
6.        Mengambil Pasir dan kapur yang ingin digunakan
7.        Pasir dan kapur di ayak sebelum di aduk






8.        Dalam pengadukan mortar perbandingan volume yang digunakan yaitu 1 kapur dan 5 pasir.
9.        Bahan di aduk dengan cara memindahkan pasir dan kapur dengan sekop dari ujung yang satu keujung yang lainnya hingga bahan tersebut tercampur dengan rata.






10.    Bahan yang sudah diaduk di kumpulkan ditengah-tengah lalu diatasnya diberi lubang. Kemudian pada lubang tersebut diberi air sebanyak yang dibutuhkan.








11.    Bahan tersebut kemudian diaduk dengan cara membolak balikkan dengan menggunakan sekop serta memindahkannya dari ujung yang satu keujung lainnya sampai tercampur rata.






12.    Plesteran dimulai dari sisi kir iatas kebawah sambil bergeser kekanan, perhatikan lapisan – lapisan yang kurang dengan menambahkan mortar agar rata.
13.    Plester setiap sisi dinding dengan menambahkan campuran.
14.    Untuk sedikit menghaluskan dan meratakan permukaan maka kita gosok dengan ruskam, dengan cara digosok dengan arah melingkar berulang kali, sebaiknya ruskam dibasahi air lalu gosok lagi.
 





F.         Analisa Perhitungan

Tinggi bidang kerja       = (tinggi bata x 17) + (tebal spesi)
                                       = (4 cm x 17) + (1,5 cm)
                                      = (68 + 1,5) cm
                                       =  69,5 cm
                                      = 6,95 m                              
Luas Bidang Kerja I          =  (100 x 69,5) cm2 = 6950 cm2 = 6,95 m2
Karena Bidang Kerja II  berbentuk segitiga siku, dan apabila kedua bidang tersebut digabung kanakan berbentuk persegi panjang, maka kami menggunakanperhitungan :
Luas Bidang Kerja II         =  (200 x69,5) cm2 = 13900 cm2 = 13,9 m2
LuasLobangDitengah                      =  (60 x 20) cm²    = 1200 cm²  = 1,2 m²
Total Luas Kerja II       = LBK I+ LBK II – LLDR
                                      = (6950 + 13900 – 1200) cm2
                                      = 19650 cm2
                                                  =1,965 m²

Volume Plesteran         = Luas Total x Tebal Plesteran x sisi
                                      = (19650)(2)(2) cm3
                                      = 78600 cm3
                                                  = 0,079 m3

Perbandingan Campuran 1:5

Untuk volume kapur, Vk            = 1 x 0,76= 0,76 m3
Untuk volume pasir ,Vp          = 5 x 0,675 = 3,375 m3


Jadi volume spesi ,Vs    = Vk+ Vp
                                                 = (0,76 + 3,375) m3
                                                                = 4,135 m3




Kebutuhan pasir dan kapur

Untuk pasir ,Kp                 = (x : Vs)5.VBd
                           =(1 : 4,135)(5)(0,079) m3
                                       = 0,096 m3
                                                  = 96 Liter


Untuk kapur, Kk               = (x : Vs)1.VBd
                                       = (1 : 4,135)(1)(0,079) m3
                                                  =  0,019m3
                                                  =  19 Liter



G.      Kesimpulandan Saran
Kesimpulan:
-          Memplester dinding dilakukan untuk menyeragamkan ketebalanbata / dinding, serta melindungi dari panas matahari.
-          Plesteran digunakan untuk menutupi permukaan dinding agar terlihat rapi.
-          Plesteran juga berguna untuk memper kokoh bangunan agar tidak cepat runtuh
Saran:
-          Pada saat melakukan plesteran dimulai dari permukaan dinding yang paling menonjol sebagai acuan.
-          Usahakan ketebalan plesteran tidak melebihi standar  yang ditentukan (1 – 1,5) cm.







H. LAMPIRAN JOB IV

 





















JOB  V
PASANGAN TEGEL LANTAI

A.     TUJUAN
·         Mahasiswa dapat mengetahui dalam pemasangan tegel lantai dengan teknik yang benar
·         Mahasiswa dapat melakukan pemasangan tegel lantai dengan menggunakan lata yang telah ditentukan oleh instruktur
·         Mahasiswa dapat menentukan kemiringannya dengan menggunakan waterpass

B.     ISTRUKSI UMUM
·         Pemasangan tegel lantai harus hati-hati karena mudah pecah
·         Teknik dalam pemasangan lantai harus mengikuti prosedur yang ada
·         Dalam pemasangan tegel lantai yang benar harus di ukur terlebih dahulu
·         Teknik dalam pemasangan tegel lantai harus menggunakan alat-alat yaitu waterpass,siku,benang,dan lain-lain

C.     PERALATAN
·         Sendok spesi
·         Skop
·         Kotak spesi
·         Waterpass
·         Siku
·         Benang
·         Plat besi
·         Ember
·         Ayakan pasir
·         Bak spesi
·         Meteran

D.     BAHAN
·         Tegel
·         Pasir
·         Kapur




E.      LANGKAH KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Memeriksa tempat pemasangan tegel lantai
3.      Mengukur tempat yang akan dipasangi tegel lantai






4.      Melakukan pekerjaan pemasangan benang dengan cara dua arah yaitu arah memanjang dan melebar






5.      Mengontrol benang dengan plat siku dan periksa kedatarannya dengan waterpass tukang lalu tentukan kemiringannya
6.      Jika pemasangan benang sudah siku dang kemiringan lantai sudah ditentukan, Lalu diukur sepanjang 5 buah tegel dengan ukuran 20 cm x 20 cm maka panjang benang yang ditarik 100 cm, kemudian memasang batu pinggir luas ukuran dengan cara satu lapis
7.      Melakukan pekerjaan penimbunan dengan pasir sehingga pasangan bata satu lapis diatas tadi kemudian ratakan timbunan pasir sambil menyiram air timbunan tersebut supaya lebih padat







8.      Melakukan pencampuran pasangan tegel lantai dengan perbandingan 1 : 5 kemudian mengaduk-aduknya dalam bak spesi. Kemudian diberi air secukupnya sampai air tersebut homogeny
9.      Lapisi sisi belakang tegel dengan menggunakan larutan kapur yang telah dibuat sebelumnya.




10.  Jika campuran sudah menyatu maka pemasangan tegel akan dilaksanakan satu persatu sambil dikontrol dengan waterpass dan tebal spesi 1,5 cm





11.  Melanjutkan pasangan tegel sampai 5 buah tegel baris pertama sambil mengikuti benang yang sudah terpasang dan cek kedataran dengan waterpass






12.  Memasang tegel lantai baris kedua sama pada langkah kerja nomor 10 sambil dikontrol dengan waterpass kedatarannya,sampai pada baris keempat jika pemasangan tegel selesai perawatan harus dilakukan



F.       AnalisaPerhitungan
Lantai Tegel
Luas bidang kerja (persegi)     = (82 x 82)cm
                                              = 6724 cm2

Tinggi bidang kerja               = (tinggi pasir) + (tinggi campuran) + (tebal spesi)
                                                         = (4 cm) + (4 cm) + (1,5 cm)
                                                         = (8 + 1,5) cm
                                                         =  9,5 cm

Volume bidang kerja            = 6724 cm2 x 9,5 cm
                                            = 63878 cm3
                                            = 0,064 m3

Perbandingan Campuran 1:4
Untuk volume kapur, Vk      = 1 x 55 = 55 cm3
Untuk volume pasir ,Vp        = 4 x 67,5 = 270 cm3
Jadi volume spesi ,Vs           = Vk+ Vp
                                             = (55 + 270) cm3
                                             = 325 cm3


Kebutuhan pasir dan kapur
Untuk pasir ,    Kp           = (Vp : Vs) VBd
=(270 : 325) 63878 cm3
                                    = 53068 cm3
Untuk kapur,     Kk      = (Vk :Vs) VBd
                                                = ( 55 : 325) 63878 cm3
                                    =  10810 cm3

Kebutuhan bahan
             JumlahTegel yang dibutuhkan      =  4 baris x 4 kolom
                                                                   = 16 buah 



            Jadi, jumlah Tegel yang dibutuhkan adalah sebanyak 16 buah tegel ukuran 20x20 cm     
Ø  Jumlah pasir dan kapur ( pada pasangan 1 : 5 )
·         Kapur        = 1 x 0,76        = 0,76   m3
·         Pasir          = 5 x 0,675      = 3,375 m3 +
                                            4,135 m3

Ø  Kebutuhan kapur =  x 1 x volume total
=  x 1 x 0,064 m3
= 0.005 m3
= 5 dm35 liter
Ø  Kebutuhan pasir =  x 5 x volume total
           =  x 5 x 0,064 m3
           = 0.027 m3
           = 27 dm327 liter

Lantai Biasa
Luas bidang kerja (persegi) = (82 x 70)cm
                                             = 5740 cm2

Tinggi bidang kerja               = (tinggi pasir) + (tinggi campuran)
                                                         = (4 cm) + (4 cm)
                                                         = 8 cm

Volume bidang kerja            = 5740 cm2 x 8 cm
                                            = 45920 cm3
                                            = 0,046 m3



Perbandingan Campuran 1:4
Untuk volume kapur,   Vk           = 1 x 55 = 55 cm3
Untuk volume pasir ,   Vp        = 4 x 67,5 = 270 cm3
Jadi volume Campuran ,Vs      = Vk+ Vp
                                                 = (55 + 270) cm3
                                                        = 325 cm3

Kebutuhan pasir dan kapur
Untuk pasir ,                Kp           = (Vp : Vs) VBd
=(270 : 325) 45920 cm3
                                                = 38148 cm3
                                                        = 38,148 Liter
Untuk kapur,               Kk           = (Vk :Vs) VBd
                                                                = ( 55 : 325) 45920 cm3
                                                =  7771 cm3
                                                                = 7,78Liter
Ø  Kebutuhan bahan

Ø  Jumlah pasir dan kapur ( pada pasangan 1 : 5 )
·         Kapur                    = 1 x 0,76        = 0,76   m3
·         Pasir                      = 5 x 0,675      = 3,375 m3 +
                                                        4,135 m3

Ø  Kebutuhan kapur =  x 1 x volume total
=  x 1 x 0,046 m3
= 0,004 cm3
= 4 dm3 4 liter
Ø  Kebutuhan pasir =  x 5 x volume total
=  x 5 x 0,046 m3
= 0,019 m3
                       = 19,47 dm320 liter
G.     Kesimpulan dan Saran
v   Kesimpulan
Ø Dapat mengetahui cara pemasangan tegel lantai
Ø Pemasangan lantai akan rapi bila tiap kali pemasangan lapisan baru dikontrol menggunakan waterpass.

v   Saran
Ø Keseriusan dalam bekerja serta penggunaanalat yang baik akan mempengaruhi hasil pekerjaan sehingga dalam hal ini mempercepat penyelesaian pemasangan bata.
Ø Penempatan alat dan bahan juga mempengaruhi sehingga kita sebaiknya memper hitungkan dari awal penempatan alat dan bahan yang efisien.
Ø Kekentalan campuran juga dapat mempengaruhi pemasangan hingga berdirinya pasangan lantai tersebut, dengan demikian tidak boleh terlalu sedikit air apa lagi air yang berlebihan.















H.     Dokumentasi praktikum


























JOB VI
PENGACIAN
A.           Tujuan
1.      Dapat melaksanakan pengacian  dengan baik dan benar sesuai instruksi
2.      Mampu mengetahui alat dan bahan yang dibutuhkan
3.      Memahami tata cara pelaksanaan dan mengetahui dasar-dasar pengacian
B.           Instruksi Umum
1.      Pahami gambar kerja
2.      Gunakan alat sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan job cepat terlaksana
3.      Setelah melaksanakan pekerjaan bersihkan lokasi dan alat
C.           Keselamatan Kerja
a.       Memakai pakaian kerja
b.      Memakai masker dan sepatu pengaman
c.       Memakai sarung tangan
d.      Mengutamakan keamanan dalam bekerja
e.       Bekerja sesuai dengan langkah kerja
D.           Alat dan bahan
                        Alat:
1.      Sendok spasi, digunakan untuk memasang bata.




2.      Sekop, digunakan untuk mengaduk pasir, semen dan air hingga menjadi mortar.



3.      Ember, digunakan sebagai alat penakar perbandingan campuran dan untuk mengambil air.











4.      Gerobak Dorong, digunakan untuk membawa alat/bahan dalam jumlah yang besar






Bahan:

1.      Kapur                                                        2.   Air








E.       Prosedur Pelaksanaan / Langkah Kerja
1.   Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan



2.   Bidang muka plesteran dibersihkan
3.   Bidang muka plesteran disiram air sedikit demi sedikit agar nantinya acian mudah melekat pada permukaan plesteran




4.   Plesteran disiram dengan air kapur dengan ketentuan tahap 1 lapisan acian agak tipis
5.   Ketebalan acian ditambah dengan menempelkan acian pada lapisan tipis sebelumnya dengan menggunakan skrap.




6.   Lakukan pengacian dengan teknik skrap ditekan keatas pada permukaan plesteran. Hal ini untuk memudahkan proses melekatnya acian pada plesteran






7.   Basahi skrap dengan air untuk memperhalus permukaan acian

8.   Lakukan pengacian hingga seluruh permukaan plesteran tertutupi oleh acian





F.            Analisa Perhitungan
L                      = LI + LII
                                                 = (100 x 20) cm2 + (200 x 20) cm2
                                                                = (2000 + 4000) cm2
                                     = 8000 cm2    

            Tebal acian                  = 3 mm = 0,003 m

            Volume acian              = L x tebal acian
                                                = 8000 cm2x 0,003 m
                                                = 24 m3

            Jadi kebutuhan kapur = 24 : 0,55
                                                = 43,64 m3 + (5% x 120)
                                                = 43,64 + 6
                                                = 49,64 m3
G.           Kesimpulan dan Saran
·      Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum ini kita dapat mengetahui cara pengacian yang benar dan sesuai dengan tingkat kerataan, kedataran serta keseimbangan dan juga mengetahui kekentalan campuran mortar yang digunakan untuk pengacian.
·      Saran
Sebaiknya pengacian yang berhadapan dengan tembok harus memperhatikan kesikuan bidang pasangan sebab bidang pasangan tersebut tidak selamannya benar-benar siku maka pengacian  pada ujung bidang  harus di sesuaikan ketebalan aciannya.


H.     DOKUMENTASI JOB VI



















                 




JOB  VII
P O N D A S I


A.      Tujuan
1.       Agar dapat menentukan batu yang sesuai untuk pondasi.
2.       Agar bisa mengerti dalam menentukan keadaan, volume pondasi yang akan dipakai.
3.       Agar bisa membuat konstruksi pondasi batu kali yang kuat dan artistik dengan cara/teknik yang baik dan benar.

B.      Instruksi Umum
1.      Pahami gambar kerja
2.      Gunakan alat sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan job cepat terlaksana
3.      Setelah melaksanakan pekerjaan bersihkan lokasi dan alat

C.      Keselamatan Kerja
a.       Memakai pakaian kerja
b.      Memakai masker dan sepatu pengaman
c.       Memakai sarung tangan
d.      Mengutamakan keamanan dalam bekerja
e.       Bekerja sesuai dengan langkah kerja

D.     Peralatan dan Bahan-bahan :
            - Sendok spesi             - Palu cakar
            - Meteran                    - Unting-unting
            - Gergaji                      - Selang
            - Ember                       - Siku- siku
            - Sekop                        - Benang
            -  Waterpass                - Semen
            - Kotak spesi               - Pasir
            - Air


E.      Langkah Kerja :
1. Menyiapkan dan membersihkan lokasi yang akan dipakai/dipasang.

2. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
3. Membuat papan duga atau profil yang sesuai dengan ketingian yang diinginkan   
    dan dalam keadaan datar.
4. Tentukan as dari pondasi tersebut.
5. Mengukur sudut pondasi sesuai dengan kemiringan pondasi dan sudut siku  
    dengan bantuan plat siku.













6. Pasang unting-unting pada as pondasi lalu ukurlah lebar bawah pondasi sesuai   
    dengan ukuran yang ada.







7. Pengukuran lebar puncak pondasi dengan kemiringan pondasi dengan bantuan  
    plat siku.
8. Memasang kayu lurus pada lebar puncak ujung bawah dari pondasi.
9. Lalu pada kayu yang dipasang pada papan duga tersebut dipasang benang satu  
    sama lainya dengan benang yang tegang dan tidak kendor.
10. Pekerjaan biasanya dimulai dengan pekerjaan awal yaitu menguruk bagian
      bawah setinggi 5 cm dengan pasir dan setelah semuanya rata kemudian batu
      kali dimulai disusun dengan ukuran yang sesuai yaitu pemasangan batu kali
      yang besar terlebih dahulu yang diletakan pada bagian bawah.







11. Selanjutnya memberi mortar pada siar batu kali tersebut.
12. Bila pasangan telah selesai, hasil pekerjaan dapat diperiksakan kepada instruktur.


F.       ANALISA PERHITUNGAN
DIK :












a.       Panjang total  pondasi =                           30 meter
b.      Lebar atas pondasi            =                                  30 cm
c.       Sedangkan lebar bawah pondasi =            60 cm
d.      Dan tinggi             =                                              70 cm


Penyelesaaiian :
a.       Pasir
Volume pasi                            = 0.6 x 0.05
= 0.09

Volume total pasi                    = 0.09 x 35
= 3.15

Order pasir                              = 1.05  x 3.15
= 3.3075


b.      Luas panjang pondasi                         = ((0.6 + 0.3)/2)
 =  0.315

Volume total batu                   = 0.315 X 35
= 11.025

Batu pondasi                           = 1.2 X 11.025
= 13.23

Pasir                                        = 0.54  X 11.025
= 5.9535

Semen                                                 = 2.68 zak X 11.025
= 29.547 di bulatkan 30 zak


G.     Kesimpulan dan Saran
·      Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum ini kita dapat mengetahui cara membuat pondasi yang benar dan sesuai dengan tingkat kerataan, kedataran serta keseimbangan dan juga mengetahui kekentalan campuran mortar yang digunakan untuk pondasi
·      Saran
Sebaiknya pondasi yang berhadapan dengan tanah harus memperhatikan kesikuan bidang pasangan sebab bidang pasangan tersebut tidak selamannya benar-benar siku maka saat pondasi  harus di sesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan . 


H.      DOKUMENTASI PRAKTIKUM






























BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN
      Dalam praktek kerja batu ini banyak manfaat yang dapat kita ambil. Praktek kerja batu merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan konstruksi batu, dimana merupakan salah satu hal pokok dalam pembangunan jalan,gedung jembatan, rumah dan lain-lain.

      Dalam praktek kerja batu ini mahasiswa dituntut agar dapat mengenal dan mengerti hal-hal yang dapat berkaitan dengan konstruksi batu. Selain itu mahasiswa diharapkan dapat mengenal alat-alat dan mengerti fungsinya dalam setiap pelaksanaan job.

      Praktek kerja batu banyak memberikan manfaat bagi para mahasiswa, dimana dasar-dasar yang diperoleh dari job-job ditambah dengan teori dapat kita aplikasikan dalam lingkungan masyarakat dan lingkungan kampus.


B.     SARAN
1. Dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.
2. Dalam bekerja hendaknya mengikuti petunjuk yang telah diberikan     
    Instruktur.
3. Bekerjalah dengan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
4. Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
5. Hasil pekerjaan harus rapi dan teliti.