PENDAHULUAN
Managemen = pengaturan, pengendalian, pengelolaan
Proyek
= sebuah kegiatan yang bersifat sementara
yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya
selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber
pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik.
·
Dibatasi dengan sumber daya yang
terbatas
·
Direncanakan, dieksekusi dan
dikontrol
·
Tidak rutin dan Sementara
·
Unik
Produk/jasa
/ hasil yg berbeda. Bukan manufacturing
Jadi, Managemen Proyek:
·
Manajemen Proyek adalah kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumberdaya
organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan
sumberdaya tertentu.
·
Manajemen Proyek mempergunakan
personil untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek
Unsur-unsur Yg terlibat langsung
dalam kontrak proyek konstruksi::
-
Pemberi tugas (pengguna jasa)
-
Kontraktor (Penyedia jasa,
Pelaksanaan)
-
Konsultan (Penyedia jasa Perencanaan
dan pengawasan)
Dari hasil nasionalisasi perusahaan
Belanda, Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis
en Co atau NV Vis en Co, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1960 dan
Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal
11 Maret 1960, WIKA lahir dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja.
Dimulai sebagai sub-kontraktor, di
akhir 1960-an WIKA berkembang menjadi pemborong pemasangan jaringan listrik
tegangan rendah, menengah, dan tinggi. Di awal tahun 1970, WIKA memperluas
usahanya menjadi perusahaan kontraktor sipil dan bangunan perumahan.
Perusahaan memasuki babak baru pada
20 Desember 1972. Melalui Akta No. 110, dibuat di hadapan Notaris Djojo
Muljadi, perusahaan berubah status menjadi Perseroan Terbatas Wijaya Karya
(Persero).
Visi
perusahaan
untuk menjadi salah satu perusahaan EPC dan Investasi terintegrasi terbaik
di Asia Tenggara.
Misi Perusahaan
“untuk
menyediakan barang atau jasa yang bermutu tinggi, berdaya saing kuat di pasar
nasional dan internasional serta memupuk keuntungan guna meningkatkan nilai
perusahaan dan memenuhi kewajiban kepada shareholder dan stake holder”.
STUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Terdapat lima tahap kegiatan utama
yang dilakukan dalam siklus hidup proyek yaitu :
·
inisiasi;
·
perencanaan dan desain;
·
pelaksanaan dan konstruksi;
·
pemantauan dan sistem pengendalian;
·
penyelesaian.
Tahap
Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan
tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan.
Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi.
Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan.
Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang
memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik
dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka
seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.
Tahap
Perencanaan dan Desain
Ketika ruang lingkup proyek
telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas proyek mulai memasuki
tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara
terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung.
Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat dokumentasi
project plan, resource plan, financial plan, risk plan, acceptance plan,
communication plan, procurement plan, contract supplier dan perform phare
review.
Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek dan/atau Konstruksi)
Dengan definisi proyek yang
jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi
atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara
fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project
plan akan dieksekusi.
Tahap
Pemantaun dan sistem Pengendalian
Sementara kegiatan pengembangan
berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan
mengontrol penyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.
Tahap
Penutupan
Tahap ini merupakan akhir dari
aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek (deliverables project)
beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan supplier
diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua stakeholder
yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir
yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review
untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang
diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek
dimasa yang akan dating. Organisasi Proyek Tahapan ini merupakan tahapan sebuah
proyek sebelum kemudian ditutup (penyelesaian). Namun tidak semua proyek akan
melalui setiap tahap, artinya proyek dapat dihentikan sebelum mereka mencapai
penyelesaian. Beberapa proyek tidak mengikuti perencanaan terstruktur dan /
atau proses pemantauan. Beberapa proyek akan melalui langkah 2, 3 dan 4
beberapa kali.
Banyak industri menggunakan variasi pada tahap-tahapan proyek ini. Sebagai contoh, ketika bekerja pada sebuah perencanaan desain dan konstruksi, proyek biasanya akan melalui tahapan dengan nama yang berbeda-beda seperti pada tahapan Perencanaan dengan nama: Pra-Perencanaan, Desain Konseptual, Desain Skema, Pengembangan Desain, Gambar Konstruksi (atau Dokumen Kontrak), dan/atau Administrasi Konstruksi.
Banyak industri menggunakan variasi pada tahap-tahapan proyek ini. Sebagai contoh, ketika bekerja pada sebuah perencanaan desain dan konstruksi, proyek biasanya akan melalui tahapan dengan nama yang berbeda-beda seperti pada tahapan Perencanaan dengan nama: Pra-Perencanaan, Desain Konseptual, Desain Skema, Pengembangan Desain, Gambar Konstruksi (atau Dokumen Kontrak), dan/atau Administrasi Konstruksi.
Batasan-batasan
PROYEK:
Tujuan PROYEK:
-
Tepat waktu
-
Tepat biaya
-
Tepat kualitas
-
Tepat kuantitas
-
Tercapainya K3 dengan baik.
Untuk mencapai tujuan itu dibutuhkan
sebuah MANAGEMEN PROYEK
Fungsi MANAGEMEN PROYEK:
Merealisasikan proyek dengan jelas
dan terstruktur, yaitu Meminimalkan biaya, dan waktu serta menjaga mutu proyek
Struktur Organisasi Proyek BPS
Project
Manager merupakan individu yang paling menentukan keberhasilan / kegalan
proyek. Karena dalam hal ini manajer proyek adalah orang yang memegang peranan
penting dalam mengintegrasikan, mengkoordinasikan semua sumber daya yang
dimiliki dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kenberhasilan dalam pencapaian
sasaran proyek. Seorang manager proyek merupakan seorang professional dalam
bidang manajemen proyek. Manajer proyek memiliki tanggung jawab untuk melakukan
perencanaan, pelaksanaan dan penutupan sebuah proyek yang biasanya berkaitan
dengan bidang industri kontruksi, arsitektur, telekomunikasi dan informasi teknologi.
Untuk menghasilkan kinerja yang baik, sebuah proyek harus dimanage dengan baik
oleh manajer proyek yang berkualitas baik serta memiliki kompetensi yang
disyaratkan. Lalu apa saja kompetensi yang dimaksud?
Seorang
manajer proyek yang baik harus memiliki kompetensi yang mencakup unsur ilmu
pengetahuan (knowledge), kemampuan (skill) dan sikap (attitude). Ketiga unsur
ini merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan proyek.
Sebuah proyek akan dinyatakan berhasil apabila proyek dapat diselesaikan sesuai
dengan waktu, ruang lingkup dan biaya yang telah direncanakan. manajer proyek
yang baik, terdapat 9 ilmu yang harus dikuasai. Adapun ke sembilan ilmu yang
dimaksud antara lain :
- Manajemen Ruang Lingkup;
- Manajemen Waktu;
- Manajemen Biaya;
- Manajemen Kualitas;
- Manajemen Sumber Daya Manusia;
- Manajemen Pengadaan;
- Manajemen Komunikasi;
- Manajemen Resiko;
- Manajemen Integrasi.
Proyek
konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya hanya dilakukan satu kali.
Pada umumnya proyek konstruksi memiliki jangka waktu yang pendek. Didalam
rangkaian kegiatan proyek kontstruksi tersebut, biasanya terdapat suatu proses
yang berfungsi untuk mengolah sumber daya proyek sehingga dapat menjadi suatu
hasil kegiatan yang menghasilkan sebuah bangunan. Adapun proses yang terjadi
dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya akan melibatkan pihak-pihak yang
terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan terlibatnya banyak
pihak dalam sebuah proyek konstruksi maka hal ini dapat menyebabkan potensi
terjadinya konflik juga sangat besar sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa proyek konstruksi sebenarnya mengandung konflik yang cukup tinggi juga.
Manajemen
Konstruksi pada umumnya akan meliputi mutu fisik konstruksi, biaya, manajemen
material serta manjemen tenaga kerja. Pada prinsipnya, dalam manajemen
konstruksi, manajemen tenaga kerja merupakan salah satu hal yang akan lebih
ditekankan. Hal ini disebabkan manajemen perencanaan hanya berperan sekitar 20%
dari rencana kerja proyek. Sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya
pengendalian biaya dan waktu proyek. Adapun fungsi dari manajemen konstruksi
yaitu :
- Sebagai Quality Control sehingga dapat menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
- Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan yang tidak pasti serta mengatasi kendala terjadinya keterbatasan waktu pelaksanaan
- Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai. Hal itu dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
- Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan dalam pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan
- Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang baik yang dapat digunakan untuk menganalisis performa dilapangan
Manajemen
Waktu Proyek
Time
Schedule
Manajemen
waktu proyek dibutuhkan manajer proyek untuk memantau dan mengendalikan waktu
yang dihabiskan dalam menyelesaikan sebuah proyek. Dengan menerapkan manajemen
waktu proyek, seorang manajer proyek dapat mengontrol jumlah waktu yang
dibutuhkan oleh tim proyek untuk membangun deliverables proyek sehingga
memperbesar kemungkinan sebuah proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
Terdapat
beberapa proses yang perlu dilakukankan dalam mengendalikan waktu proyek
yaitu :
1. Mendefinisikan aktivitas proyek. Merupakan
sebuah proses untuk mendefinisikan setiap aktivitas yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan proyek.
2. Urutan aktivitas proyek. Proses
ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan antara
tiap-tiap aktivitas proyek.
3. Estimasi aktivitas sumber daya
proyek. Estimasi aktivitas sumber daya proyek bertujuan untuk melakukan
estimasi terhadap penggunaan sumber daya proyek.
4. Estimasi durasi kegiatan proyek.
Proses ini diperlukan untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan proyek.
5. Membuat jadwal proyek. Setelah
seluruh aktivitas, waktu dan sumber daya proyek terdefinisi dengan jelas, maka
seorang manager proyek akan membuat jadwal proyek. Jadwal proyek ini nantinya
dapat digunakan untuk menggambarkan secara rinci mengenai seluruh aktivitas
proyek dari awal pengerjaan proyek hingga proyek diselesaikan.
6. Mengontrol dan mengendalikan
jadwal proyek. Saat kegiatan proyek mulai berjalan, maka pengendalian dan
pengontrolan jadwal proyek perlu dilakukan. Hal ini diperlukan untuk memastikan
apakah kegiatan proyek berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan atau
tidak. Setiap proses di atas setidaknya terjadi sekali dalam setiap proyek dan
dalam satu atau lebih tahapan proyek
Manajemen
Ruang Lingkup Proyek
Dalam
hal ini, harus mampu memastikan bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan dalam
proyek adalah aktivitas yang berhubungan dengan proyek dan aktivitas tersebut
telah memenuhi kebutuhan proyek. Dengan kata lain, manajemen ruang lingkup
proyek memiliki fungsi untuk mendefinisikan serta mengendalikan
aktivitas-aktivitas apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa saja
yang tidak boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek. Terdapat beberapa
proses yang perlu dilakukan dalam melakukan manajemen ruang lingkup proyek,
yaitu :
1.Perencanaan ruang lingkup proyek.
Pada tahap ini, yaitu mendokumentasikan
bagaimana ruang lingkup proyek akan didefinisikan, diverifikasi, dikontrol dan
menentukan bagaimana WBS akan dibuat serta merencanakan bagaimana mengendalikan
perubahan akan ruang lingkup proyek.
2. Mendefinisikan ruang lingkup
proyek. Pada tahap ini, ruang lingkup proyek akan didefinisikan secara
terperinci sebagai landasan untuk pengambilan keputusan proyek dimasa depan.
3. Membuat Work Breakdown Structure.
WBS merupakan pembagian deliverables proyek berdasarkan kelompok kerja. WBS
dibutuhkan karena pada umumnya dalam sebuah proyek biasanya melibatkan banyak
orang dan deliverables, sehingga sangat penting untuk mengorganisasikan
pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci lagi.
4. Melakukan verifikasi ruang
lingkup proyek. Tahap ini merupakan tahap dimana final project scope statement
diserahkan kepada stakeholder untuk diverifikasi.
5. Melakukan kontrol terhadap ruang
lingkup proyek. Dalam pelaksanaan proyek, tidak jarang ruang lingkup proyek
mengalami perubahan. Untuk itu, perlu dilakukannya kontrol terhadap perubahan
ruang lingkup proyek. Perubahan yang tidak terkendali, akan mengakibatkan
meluasnya ruang lingkup proyek.
Managemen
Resiko
Meliputi
perencanaan atas manajemen resiko, mengidentifikasikan resiko yang timbul dari
suatu proyek, menganalisa kuantitatif dan kualitatif suatu resiko, merencanakan
tindakan yang akan diambil dari suatu resiko yang timbul serta memonitor setiap
resiko yang mungkin muncul dari suatu proyek
Secara kesimpulan Tugas Pelaksana Proyek:
1.
memahami gambar desain dan
spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan
(DRAFTER)
2.
bersama dengan bagian engineering
menyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
3.
memimpin dan mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan
biaya yang telah ditetapkan
4.
membuat program kerja mingguan dan
mengadakan pengarahan kegiatan harian kepada pelaksanaan pekerjaan di lapangan
5.
mengadakan evaluasi dan membuat
laporan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan
6.
membuat program penyesuaian dan
tindakan turun tangan apabila terjadi keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan
di lapangan.
7.
Bersama dengan bagian teknik
melakukan pemeriksaan dan memproses berita kemajuan pekerjaan di lapangan
8.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
program kerja mingguan, metode kerja,
gambar kerja dan spesifikasi teknik.
9.
Menyiapkan tenaga kerja sesuai
dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek
10. Mengupayakan efesiensi dan efektifitas pemakaian bahan,
tenaga dan alat di lapangan
11. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran
hasil pekerjaan di lapangan
12. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan di
lapangan (SURVEYOR)
13.
Menerapkan program keselamatan kerja
dan kebersihan di lapangan ( K3 )
Pemilihan
Langsung, yaitu pengadaan barang/jasa tanpa
melalui pelelangan dan hanya diikuti oleh penyedia barang/jasa yang memenuhi
syarat. Pemilihan langsung dilakukan dengan cara membandingkan penawaran dan
melakukan negoisasi, baik teknis maupun harga, sehingga diperoleh harga yang
wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
Penunjukan
Langsung, yaitu pelelangan barang/jasa dengan
cara menunjuk langsung kepada satu penyedia jasa barang/jasa.