LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Jurusan Teknik
Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang
Disusun Oleh :
1. Muh.
Fachri Adam (412 13 001)
2. Ramdhani
Nur Saputra (412 13 012)
3. Ulfah (412
13 015)
4. Diah
Ayu Septriani (412 13 016)
5. Hendrik
Tapung (412 13 017)
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
Pembimbing, Pembimbing,
Ir. Efraim Bara Hasmar
Halim, ST,MT
NIP.
19620425 199103 1 002 NIP. 19670529 199003 1 002
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Teknik Sipil
Zulvyah Faisal, ST,MT
NIP.
19761129 200912 2 001
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayahNya-lah sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Laboratorium Ilmu Ukur
Tanah ini demi memenuhi tuntutan akademik.
Kami
menyadari bahwa hingga akhir penyusunan laporan ini tidak lepas dari berbagai hambatan dan
tantangan, namun itu semua dapat teratasi dengan ketabahan, ketekunan,
kesabaran dan kerja keras serta bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak.
Sehingga kami merasa bersyukur dan tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada para dosen
pembimbing kami, serta teman-teman yang ikut memberikan sumbangsihnya demi
menyelesaikan laporan ini.
Akhirnya
kami menyadari bahwa,laporan praktikum inimasih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami mengharapkan kritikan dan saran dari segala pihak dalam penyempurnaan
berikutnya..
Semoga
Allah senantiasa memberikan rahmat-Nya untuk kita semua.
Amin.
Makassar, Juni 2013
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Lembar
Asistensi
i
Lembar
Pengesahan
ii
Kata
Pengantar
iii
Daftar
Isi
iv
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................1
BAB
II DASAR TEORI...............................................................................2
BAB
II JOB 1 MEMBUAT GARIS LURUS DI LAPANGAN
9
JOB
2 MEMBUAT GARIS LURUS DAN MENGUKUR JARAK
DENGAN RINTANGAN
19
JOB 3
PENGENALAN DAN PENGGUNAAN WATERPASS
30
JOB 4 MEMBUAT GARIS KONTUR
59
JOB 5 PROFIL
MEMANJANG DAN MELINTANG
77
JOB 6
PENGENALAN THEODOLITE
116
JOB 7
PENGUKURAN POLIGON TERBUKA SISTEM STADIA
122
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
130
SARAN
130
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu ukur tanah merupakan bagian
kecil dari ilmu yang lebih luas, yaitu Geodesi. Geodesi sendiri memiliki dua
tujuan, yaitu tujuan ilmiah dan tujuan praktis. Tujuan ilmiahnya adalah untuk
menentukan bentuk permukaan bumi, sedangkan tujuan praktisnya adalah untuk
membuat gambaran yang dinamakan peta, dari sebagian besar atau sebagian kecil
bentuk permukaan bumi. Ilmu ukur tanah untuk jurusan sipil hanya mempelajari
tujuan praktisnya saja, yaitu untuk membuat peta bagi keperluan-keperluan
teknik sipil.
Maksud ini dicapai dengan melakukan
pengukuran-pengukuran diatas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak
beraturan, karena adanya perbedaan relative muka bumi yang diklasifikasikan
menjadi tiga jenis yaitu : datar, bukit, dan gunung.
Permukaan bumi yang tidak beraturan
tersebut dapat diartikan sebagai suatu bidang pada ruang tiga (3) dimensi dalam
suatu koordinat siku-siku ruang (X,Y, dan Z), dimana (X,Y) mewakili bidang
horizontal muka bumi dan Z mewakili tinggi titik tersebut terhadap suatu titik
referensi (titik nol) yang telah disepakati terlebih dahulu.
Sehingga pembuatan peta dengan
kondisi lapangan sebagaimana tersebut diatas dapat digambarkan secara tepat.
Sesuai dengan posisis tiga (3) dimensinya.
Berangkat dari hal tersebut, maka melalui praktikum ilmu ukur tanah ini
diharapkan praktikan dapat melakukan pengukuran X,Y dan Z pada titik-titik di
permukaan bumi. Dan sekaligus dapat memberikan hasil peta serta lay out rencana
dari peta yang dihasilkan tersebut untuk aplikasi teknik sipil.
BAB I
DASAR TEORI
A. DASAR TEORI
Ø
Pengukuran
jarak lurus dan datar dengan alat sederhana
Untuk menghubungkan dua buah titik
dilakukan dengan membuat suatu garis. Membuat garis lurus adalah suatu faktor
yang penting pada setiap kegiatan pengukuran. Hal ini berarti pengukuran harus
menghasilkan angka dan tempat yang tepat. Garis tersebut biasanya di lapangan
ditentukan oleh dua buah patok, jalon, pen atau tanda titik lainnya.
Sebuah garis lurus selain
ditentukan oleh dua buah titik pada kedua ujungnya, masih diperlukan
titik-titik perantara. Cara yang
paling sederhana didalam menentukan titik-titik perantara ini adalah dengan
menggunakan jalon.
Ø Profil
memanjang dan melintang
Pengukuran profil memanjang dan
melintang adalah suatu cara atau metode yang digunakan untuk menentukan beda
tinggi setiap titik yang ditinjau. Pengukuran ini digunakan untuk menentukan
berapa volume galian yang ada dan berapa volume timbunan yang dibutuhkan untuk
meratakan daerah yang ditinjau.
Ø Garis
kontur
Garis kontur adalah garis-garis
yang menggambarkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian atau beda tinggi
yang sama pada daerah yang ditinjau. Kontur biasanya digunakan pada daerah pemetaan hasil penginderaan jarak
jauh. Syarat-syarat suatu kontur yaitu :
1.
Garis-garis pada kontur
harus sama tebal.
2.
Tidak ada garis yang
saling berpotongan.
3.
Tidak
ada garis yang bercabang.
Ø Pengukuran
( Plane Table )
Plane Table adalah alat untuk mengukur
jarak yang digunakan pada
pengukuran poligon tertutup, di mana hasil pengukuran langsung disertai
dengan gambar objeknya. Pengukuran plane table biasanya digunakan untuk
menghitung luas.
Ø Poligon
Terbuka
Poligon terbuka adalah jenis
pengukuran jarak untuk menentukan titik-titik koordinat.pada ujung awal poligon
terbuka diperlukan suatu titik tertentu dan sudut jurusan tertentu.Supaya
keadaan menjadi simetris, maka pada titik akhir dibuat titik yang tentu dan
diikatkan pada jurusan yang tentu pula.
Ø Poligon
Tertutup
Untuk poligon tertutup dalam pengukuran
mempunyai prinsip langkah kerja yang sama dengan poligon terbuka. Pada
pengukuran poligon tertutup cukup diperlukan suatu titik tertentu dan sudut
jurusan yang tentu pula pada awal pengukuran.Pengukuran akhir harus kembali (
menutup ) ke titik awal.
B. PERALATAN /
PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN
1.
Jalon
Fungsinya
: sebagai tanda tempat titik yang
telah ditinjau.
2.
Pen / Patok
Fungsinya : sebagai tanda tempat titik yang telah
ditinjau dan untuk memberi
tanda batas jalon, dimana titik setelah diukur dan akan diperlukan lagi pada
waktu lain, misalnya tanda bangunan, jalan raya, pengairan dan sebagainya.
3.
Nivo jalon
Fungsinya : sebagai alat bantu untuk meluruskan dan ketegakan,
berdirinya jalon yang ditancapkan.
4.
Rol meter
Fungsinya : untuk mengukur jarak antara dua titik yang ditinjau dari
suatu pengukuran.
5.
Waterpass tukang
Fungsinya : sebagai alat yang digunakan untuk
mengetahui kedataran atau ketegakan benang meteran.
6.
Unting-unting
Fungsinya : sebagai alat yang digunakan untuk menentukan titik siku-siku dan tegak suatu alat.
Fungsinya
: sebagai alat yang digunakan untuk
memudahkan berdirinya jalon.
8.
Alat tulis
Fungsinya
: untuk mencatat hasil pengukuran.
9.
Bak ukur
Fungsinya : Untuk membantu melihat pembacaan benang
atas, tengah, bawah.
10. Payung
Fungsinya
: Untuk melindungi alat waterpass dan theodolit dari
sinar matahari.
11. Tripot
Fungsinya : -
sebagai alat bantu pada jalon agar jalon tidak berpindah tempat.
-
sebagai alat untuk meletakkan waterpass, dan
theodolit.
12. Pesawat
Waterpass
Fungsinya
: Sebagai alat optis untuk mengukur
jarak dan sudut horizontal dan digunakan untuk mengetahui kedataran atau
ketegakan benang meteran.
13. Theodolit
Fungsinya
: Untuk mengukur sudut atau luas di atas permukaan Bumi
Theodolit Manual Theodolit
Digital
JOB
I
MEMBUAT GARIS LURUS
DILAPANGAN
Hari
/ tanggal : Rabu, 26 Februari 2014
Lokasi : Lapangan Politeknik Negeri Ujung Pandang
Kelompok : 3 (Tiga)
Instruktur : - Ir. Efrain Bara
-
Hasmar Halim,S.T,M.T
A.
TUJUAN
·
Tujuan
Umum
1.
Dapat mengetahui apa
yang dimaksud suatu garis dan mengenal menggunakan alat ukur sederhana serta
membuatgaris lurus dan mengukur jarak datar di lapangan.
2.
Dapat melakukan
pengukuran dengan tepat dan akurat.
3.
Dapat mengetahui dan
dapat mengatasi adanya kesulitan-kesulitan dalam melakukan pangukuran
4.
Dapat menjadi teliti
dan hati-hati pada penggunaan alat-alat maupun pekerjaan.
5.
Dapat terampil membidik
(mengincar) garis lurus ketika menancapkan jalon-jalon atau patok-patok
dilapangan.
6.
Dapat mengetahui dan
dapat mengatasi adanya kesukaran-kesukaran dan kekurangan-kekurangan dalam
pembuatan garis lurus dilapangan.
7.
Dapat teliti, terlatih,
dan kreatif dalam bekerja.
·
Tujuan
Khusus
1.
Dapat melakukan pengukuran
di lapangan.
2.
Dapat membuat garis
urus dan mengukur jarak datar antara dua titik di lapangan.
3.
Dapat membuat jarak
yang lurus dan datar antara dua titik terhadapjarak yang panjang di lapangan.
4.
Dapat memperpanjang
garis lurus di lapangan.
5.
Dapat membuat garis
diantara dua titik pada bangunan di lapangan.
6.
Dapat membuktikan
keakuratan dalam pengukuran.
B. DASAR TEORI
Sebuah proyek ketekniksipilan, tentu
tidak lepas dari pengukuran jarak, dan pengukuran yang dilakukan pada
umumnya adalah pengukuran jarak dalam
skala besar. Berbicara mengenai pengukuran tentu berkaitan dengan pembuatan
garis lurus di lapangan dengan menggunakan rol meter dan peralatan lainnya. Hal
ini merupakan salah satu keterampilan dari ilmu ukur tanah.
Pemetaan
objek tiga dimensi diperlukan untuk perencanaan, konstruksi, rekonstruksi,
ataupun manajemenasset. Suatu objek tiga dimensi merupakan objek yang memiliki
dimensi panjang, lebar ,dan tinggi yang direpresentasikan dengan koordinat tiga dimensi (X, Y, Z).
Pelaksanaan pengambilan data dalam pemetaan tiga dimensi suatu objek dapat
dilakukan dengan berbagai model pemetaan yang identik dengan peralatan yang
digunakan. Pada dasarnya metode-metode tersebut menghasilkan outputsuatu data
koordinat tiga dimensi dansetiap peralatan yang digunakan memiliki keunggulan
dan kelemahan masing-masing.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari
dalam membuat garis lurus, diantaranya mngukur jarak, membuat garis tegak
siku-siku, pengukuran lebar sungai, pengukuran lebar gedung daan sebagainya.
Adapun peralatan yang digunakan, yaitu:
1.
Jalon 5 buah, yaitu
alat yang digunakan untuk melihat suatu kelurusan dari pengukuran
2.
Rol meter 1 buah, yaitu alat yang digunakan
untuk mengukur jarak dari suatu pengukuran.
3.
Nivo, yaitu alat yang digunakan untuk melihat
ketegakan dari jalon.
4.
Patok / pen 5 buah, yaitu digunakan untuk
menandakan titik-titik yang telah ditentukan.
5.
Statif
2 buah, yaitu alat yang digunakan untuk memudahkan
berdirinya jalon.
6.
Waterpass, yaitu alat yang digunakan untuk
mengukur kedataran.
7.
Alat tulis menulis
8.
Alat pengamanan
pengukur (jas lab dan helm)
D. PETUNJUK UMUM
1.
Perhatikan dengan
seksama job sheet ini dan langkah-langkah kerjanya
2.
Mengincarlah selalu
dari dua posisi jalon ( kiri dan kanan )
3.
pemancangan jalon harus
vertikal ( tegak lurus ) dan tepat pada titik yang telah ditentukan.
Untuk
membuat jalon vertikal, dapat dilakukan dengan menggunakan nivo jalon atau
waterpass tukang.
4.
Semua peralatan tidak
boleh dijadikan mainan atau diletakkan di sembarang tempat.
5.
Setelah selesai, semua
peralatan dikumpulkan, dibersihkan, dan dikembalikan dalam kondisi seperti
semula ( saat pengambilan / peminjaman).
6.
Data hasil pengukuran
lapangan agar diperiksa dan diparaf oleh instruktur
E. LANGKAH KERJA
1.1
Membuat
Garis Lurus Antara Dua Titik
a.
Pengukuran
awal
1.
Tahap persiapan yaitu
menyiapkan atau mengorder segala peralatan yang akan digunakan dilapangan dan
gambar kerja praktikum yang akan dilaksanakan.
2.
Memasang Jalon A dan B
pada masing-masing Statif dan gunakan nivo untuk menentukan kelurusan dari
Jalon tersebut. kemudian tempatkan pada titik yang akan diukur jaraknya.
3.
Menancapkan Jalon C di
titik sembarang dekat dengan Jalon A pada perpanjangan garis A-B. Dan
berturut-turut diikuti oleh titik D dan E.
4.
Sejajarkan Jalon A
hingga D dengan cara, satu orang berdiri dan membidik dibelakang Jalon A, dan
salah seorang lainnya memegang Jalon D
sambil mendengarkan instruksi dari orang pertama.
5.
Sejajarkan Jalon A hingga D dengan cara, satu orang
berdiri dan membidik dibelakang Jalon A, dan salah seorang lainnya
memegang Jalon D sambil mendengarkan
instruksi dari orang pertama
6.
Mengulangi langkah yang
sama pada Jalon A hingga E dan A hingga B, sampai seluruh Jalon benar-benar
lurus dalam satu pandang.
7.
Mengukur jarak A-C
dengan menggunakan rol meter. Satu orang memegang ujung rol meter pada titik A,
dengan menempatkan ujung rol meter sejajar dibagian tengah Jalon A, satu orang
memegang dan menyesuaikan panjang rol meter yang terjangkau pada Jalon C dan
seorang lainnya berada ditengah memegang waterpass untuk menentukan kelurusan
dari rol meter tersebut sebelum dilakukan pembacaan jarak ukur.
8.
Mengulangi langkah yang
sama pada Jalon C-D, D-E dan E-B.
9.
Mencatat hasil
pengukuran.
b.
Pengukuran
kedua
1.
Pada posisi pengukuran
awal, Jalon C dipindahkan kearah Jalon A sejauh 1 m dan tetap sejajar dengan
garis pengukuran A-B. Titik tersebut dinamakan C1.
2.
Jalon D dipindahkan
kearah Jalon C sejauh 1 m dan tetap sejajar dengan garis pengukuran A-B. Titik
tersebut dinamakan D1.
3.
Jalon E dipindahkan
kearah Jalon D sejauh 1 m dan tetap sejajar dengan garis pengukuran A-B. Titik
tersebut dinamakan E1
4.
Membidik kembali Jalon seperti
pada prosedur pengukuran awal, untuk mendapatkan kelurusan antar-jalon.
5.
Mengukur jarak A-C1 dengan menggunakan rol meter. Mengulangi langkah yang sama
pada Jalon C1-D1, D1-E1 dan E1-B
6.
Mencatat hasil pengukuran.
c.
Pengukuran
ketiga
1.
Pada
posisi pengukuran kedua, Jalon C dipindahkan kearah Jalon D sejauh 2 m dan
tetap sejajar dengan garis pengukuran A-B. Titik tersebut dinamakan C2.
2.
Jalon D dipindahkan kearah Jalon E sejauh 2 m
dan tetap sejajar dengan garis pengukuran A-B. Titik tersebut dinamakan D2.
3.
Jalon E dipindahkan kearah Jalon B
sejauh 2 m dan tetap sejajar dengan garis pengukuran A-B. Titik tersebut
dinamakan E2.
4. Membidik kembali Jalon seperti pada prosedur
pengukuran awal, untuk mendapatkan kelurusan antar-jalon.
5. Mengukur jarak A-C2 dengan menggunakan rol
meter. Mengulangi langkah yang sama pada Jalon C2-D2, D2-E2 dan E2-B
6. Mencatat hasil pengukuran.
d.
Pengukuran
keempat
1. Pada posisi pengukuran ketiga, Jalon D2
dihilangkan, dan Jalon C2 dan E2 disesuaikan.
2. Meluruskan kembali semua Jalon, dengan membidik
dibelakang Jalon C2 dan E2. Jika bidikan dilakukan dibelakang Jalon C2, maka arah pandang mengarah ke Jalon
A. Sebaliknya jika bidikan dilakukan dibelakang jalon E2, maka arah pandang
mengarah ke Jalon B.
3. Mengukur jarak A-C2 dengan menggunakan rol
meter. Mengulangi langkah yang sama pada Jalon C2-E2, dan E2-B
4. Mencatat hasil pengukuran.
JOB II
MAMBUAT
GARIS LURUS DILAPANGAN DENGAN RINTANGAN DAN MEMBUAT SUDUT SIKU-SIKU
Lokasi : Lapangan Merdeka Politeknik Negeri Ujung Pandang
Hari/Tanggal : Senin, 5 Maret 2014
Kelompok : III (Tiga)
Instruktur : - Ir.
Efrain Bara
-
Hasmar
Halim ST., MT.
A.
Tujuan
·
Tujuan
Umum
1) Mahasiswa
dapat melakukan pengukuran sudut siku-siku dengan tepat dan akurat.
2) Mahasiswa
dapat mengetahui dan dapat mengatasi adanya kesulitan-kesulitan dalam melakukan
pangukuran sudut siku-siku dan pengukuran jarak dengan rintangan.
3) Mahsiswa
dapat menjadi teliti dan hati-hati pada penggunaan alat-alat maupun pekerjaan.
·
Tujuan
Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran sudut siku-siku di
lapangan.
2. Mahasiswa
dapat melakukan pengukuran jarak yang terhalang oleh bangunan atau rintangan.
3. Mahasiswa
dapat membuat garis sejajar di lapangan.
4. Mahasiswa
dapat membuktikan keakuratan dalam pengukuran.
B.
Dasar
Teori
Membuat garis lurus dilapangan
dengan membuat sudut siku-siku untuk pengukuran pada rintangan merupakan suatu keterampilan
dari ilmu ukur. Pada pengukuran ini kita dapat menggunakan beberapa cara
pengukuran untuk membuat sudut siku-siku diantaranya yaitu dengan menggunakan
segitiga siku-siku dengan perbandingan sisinya yaitu 3 : 4 : 5 ( segitiga
sebangun ), cara kedua yaitu dengan menggunakan sifat garis tinggi ke alas
didalam segitiga sama kaki yang memotong
Membuat sudut siku-siku dan membuat
garis lurus dilapangan dengan rintangan merupakan suatu keterampilan dari ilmu
ukur yang menggunakan perbandingan sisinya ada 3 : 4 : 5, pengukuran ini
biasanya digunakan untuk mengukur rintangan sungai yang menggunakan
perbandingan dua buah segitiga siku-siku sebangun.
Adapun peralatan yang digunakan,
yaitu:
1.
Jalon 4 buah, yaitu alat yang digunakan
untuk melihat suatu kelurusan dari pengukuran.
2.
Rol meter 1 buah, yaitu alat yang
digunakan untuk mengukur jarak dari suatu pengukuran.
3.
Nivo, yaitu alat yang digunakan untuk
melihat ketegakan dari jalon.
4.
Patok / pen 5 buah, yaitu digunakan
untuk menandakan titik-titik yang telah ditentukan.
5.
Statif
2 buah, yaitu alat yang digunakan untuk memudahkan
berdirinya jalon.
6.
Waterpass, yaitu alat yang digunakan
untuk mengukur kedataran.
7.
Alat tulis menulis
D.
Petunjuk
Umum
1. Perhatikan
dengan seksama job sheet ini dan langkah-langkah kerjanya
2. Mengincarlah
selalu dari dua posisi jalon ( kiri dan kanan )
3. pemancangan
jalon harus vertikal ( tegak lurus ) dan tepat pada titik yang telah
ditentukan.
4. Untuk
membuat jalon vertikal, dapat dilakukan dengan menggunakan nivo jalon atau
waterpass tukang.
5. Semua
peralatan tidak boleh dijadikan mainan atau diletakkan di sembarang tempat.
6. Setelah
selesai, semua peralatan dikumpulkan, dibersihkan, dan dikembalikan dalam
kondisi seperti semula ( saat pengambilan / peminjaman).
7. Data
hasil pengukuran lapangan agar diperiksa dan diparaf oleh instruktur.
E.
Langkah
Kerja
1.1 Mambuat Garis Lurus Dilapangan
Dengan Rintangan
1. Tahap
persiapan yaitu menyiapkan segala peralatan dan perlengkapan yang akan
digunakan dilapangan.
2. Tancapkan
jalon A sejajar dengan Jalon B pada posisi samping kanan gedung
3. Tancapkan
Jalon D pada sembarang titik
4. Satu
orang berdiri pada titik C membaca prisma dan menghadap ke Jalon D untuk
menentukan sudut siku-siku yang dibentuk oleh titik D dan B. prisma dipegang bersamaan dengan unting-unting,
dimana unting-unting tersebut dijatuhkan pada saat Jalon B dan Jalon D dalam
prisma sudah lurus, tujuannya untuk menemukan titik C.
5. Kemudian
satu orang berdiri pada titik E membaca prisma dan menghadap kearah Jalon B
untuk menentukan sudut siku-siku yang dibentuk oleh titik D dan B. prisma dipegang bersamaan dengan
unting-unting, dimana unting-unting tersebut dijatuhkan pada saat Jalon B dan
Jalon D dalam prisma sudah lurus, tujuannya untuk menemukan titik E.
6. Mengukur
jarak A-B, B-C, C-D, D-E, E-B.
7. Cabut
Jalon B dan C, kemudian gambit dengan patok.
8. Tancapkan
jalon J sejajar dengan Jalon I pada posisi sebelah kiri gedung
9. Tancapkan
Jalon G pada sembarang titik
10. Satu
orang berdiri pada titik H membaca prisma dan menghadap ke Jalon G untuk
menentukan sudut siku-siku yang dibentuk oleh titik I dan G. prisma dipegang bersamaan dengan
unting-unting, dimana unting-unting tersebut dijatuhkan pada saat Jalon I dan
Jalon G dalam pembcaan prisma sudah lurus, tujuannya untuk menemukan titik G.
11. Kemudian
satu orang berdiri pada titik F membaca prisma dan menghadap kearah Jalon I
untuk menentukan sudut siku-siku yang dibentuk oleh titik G dan I. prisma dipegang bersamaan dengan
unting-unting, dimana unting-unting tersebut dijatuhkan pada saat Jalon G dan
Jalon I dalam pembacaan prisma sudah lurus, tujuannya untuk menemukan titik F .
12. Mengukur
jarak J-I, I-H, H-G, G-F, F-I
13. Satu
orang membidik dibelakang Jalon G dan satu orang lainnya berada pada Jalon D
untuk memegang jalon dan mendengarkn instruksi dari orang pertama. Tujuannya untuk memastikan
kelurusan Jalon G hingga Jalon D.
14. Mencatat
semua hasil pengukuran kemudian menghitung lebar gedung dari setiap pembacaan
pengukuran yang telah dilakukan.
15. Mengukur
jarak D-G menggunakan rol meter dengan bantuan waterpass yang dipegang oleh
satu orang untuk memastikan kelurusan setiap ujung rol meter.
F.
Hasil
Pengukuran
Titik
|
Pengukuran Jarak (m)
|
|
AB
|
5,45
|
|
BC
|
2,23
|
|
CD
|
5,48
|
|
DE
|
2,26
|
|
BE
|
5,44
|
|
JI
|
3,32
|
|
IH
|
1,01
|
|
HG
|
5,50
|
|
GF
|
1,06
|
|
FI
|
5,47
|
Perhitungan :
Jarak
dari titik A ke titik J
·
Jarak titik A ke gedung = 1,15 m
·
Jarak titik J ke gedung = 1,23 m
AJ
= DG – (IH + JI + Jarak titik J ke gedung + Jarak titik A ke gedung + AB + BC)
=
34,61 – (1,01 + 3,32 + 1,23 + 1,15 + 5,45 + 2,23)
=
34,61 – (14,39)
= 20,22 meter
Jarak
Langsung dari titik X ke titik Y (lebar gedung) = 20 meter
1.2.Membuat
Garis Lurus Dengan Menggunakan Prisma Untuk Pengukuran Jarak/Lebar Sungai
A. Membuat
garis lurus di lapangan dengan sungai
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan untuk mengukur lapangan
2. Meletakkan
jalon A dan jalon B pada titik yang telah ditentukan sambil mengontrol
ketegakkannya dengan menggunakan nivo jalon.
3.
Memasang patok C yang sejajar dengan
titik A
4. Seorang
pengukur berdiri pada titik C mencari titik D menggunakan prisma dengan cara
menghadap kearah Jalon A kemudian pengukur lainnya memegang Jalon dan mendengar
arahan dari pengukur yang menggunakan prisma. Jika Jalon pada titik A dengan
Jalon yang dipegang seorang pengukur telah lurus dalam prisma maka titik tempat
berdirinya Jalon adalah titik D.
5. Memasang
patok F yang sejajar titik B.
6.
Seorang pengukur berdiri pada titik B mencari
titik E menggunakan prisma dengan cara menghadap kearah Jalon A kemudian
pengukur lainnya memegang Jalon dan mendengar arahan dari pengukur yang
menggunakan prisma. Jika Jalon pada titik B dengan Jalon yang dipegang seorang
pengukur telah lurus dalam prisma maka titik tempat berdirinya Jalon adalah
titik E.
7.
Mengukur
dan mencatat jarak CD, AD, AC, BF dan EF.
8.
Menghitung jarak AB menggunakan menggunakan
perbandingan rumus segitiga dari data-data jarak yang telah diukur.
Data Pengukuran
Titik
|
Jarak
Pengukuran (m)
|
CD
|
2,018
|
AD
|
4,653
|
AC
|
4,103
|
BF
|
6, 287
|
EF
|
7,330
|
· Jarak AB
∆ADC
∆AFE
14,903
· Jarak Optis
AB = AF – BF
= 14,903 – 6,287
= 8,616 m
· Jarak AE
∆ADC
∆AFE
16,900 m
G.
KESIMPULAN
DAN SARAN
·
Kesimpulan
(a)
Untuk membuat garis lurus di
lapangan dapat digunakan beberapa cara seperti membuat garis sejajar, membuat
garis tegak lurus (menggunakan rumus segitiga siku-siku atau segitiga sama
kaki) dengan bantuan prisma siku-siku.
(b)
Untuk garis lurus yang melalui
rintangan gedung, bila BCD dan BED siku-siku maka jarak DE sama dengan BC.
·
Saran
(a) Untuk
membuat garis tegak lurus di lapangan
dengan menggunakan rumus segitiga siku-siku atau segitiga sama kaki
sebaiknya menggunakan perbandingan segitaga dengan skala kecil, misalnya pada
segitigia siku-siku ( 3 : 4 : 5 ) . Agar
jarak ukur dapat dijangkau dengan rol meter dan lebih memudahkan pengukuran.
(b)
Dalam praktek atau dalam
pelaksanaan dilapangan harus sesuai dengan prosedur kerja.
(c) Membidik / mengincar jalon hendaknya dilakukan
pada dua sisi jalon / bidikan kanan dan kiri.
(d) Dengan melihat kesalahan pengukuran yang
terjadi diatas maka perlu ketelitian yang lebih dalam menggunakan Pentaprisma
agar hasil yang diperoleh benar dan pas.
(e) Pada saat menarik dan membaca rollmeter harus
hati – hati dan teliti sebab banyak kesalahan pengukuran terjadi akibat
kesalahan dari membaca rollmeter tersebut.
F.
TABEL
DATA PENGUKURAN
Membuat garis lurus
antara dua titik dengan rol meter
Pengukuran
ke-1
Bacaan
|
Jarak (m)
|
A – C
|
7,59
|
C – D
|
9,78
|
D – E
|
9,35
|
E – B
|
8,50
|
Total
|
35,22
|
Pengukuran ke-2
Bacaan
|
Jarak (m)
|
A – C
|
6,45
|
C – D
|
8,98
|
D – E
|
8,05
|
E – B
|
9,78
|
Total
|
35,26
|
Pengukuran
ke-3
Bacaan
|
Jarak (m)
|
A – C
|
11,95
|
C – D
|
7,65
|
D – E
|
6,75
|
E – B
|
8,92
|
Total
|
35,27
|
Pengukuran
ke-4
Bacaan
|
Jarak (m)
|
A – C
|
10,36
|
C – D
|
11,32
|
D – E
|
13,55
|
Total
|
35,32
|
G. KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
·
Dalam pengukuran suatu
garis di lapangan harus terbentuk satu garis lurus saja, sehigga hasil
pengukuran data mencapai hasil yang akurat.
·
Kekurangan yang ada
dalam pengukuran yaitu membuat satu garis lurus. Untuk pengukuran tersebut
dibutuhkan ketelitian dalam mengamati apakah telah membentuk garis lurus atau
tidak.
2.
Saran
·
Dalam membuat garis
lurus di lapangan kita harus teliti sehingga garis yang kita iginkan tercapai
kelurusannya dengan baik.
·
Sebaiknya terbentuk
satu garis lurus sehingga hasil pengukuran memperoleh data yang kita inginkan.
·
Dalam pekerjaan
pengukuran di lapangan kita harus bekerja sama dengan baik.
JOB IV
MEMBUAT GARIS KONTUR
Lokasi : Lapangan Politeknik Negeri ujung Pandang
Kelompok : 3 ( tiga)
Instruktur : - Ir.Efraim Bara
-
Hasmar Halim,S.T,M.T
A. TUJUAN
1.1.
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat terampil mengukur dan membuat peta
kontur.
1.2.
Tujuan Khusus
1.
Dapat menggunakan waterpass dengan baik dan benar.
2.
Dapat menentukan elevasi titik diatas permukaan tanah dengan alat waterpass.
3.
Dapat mengetahui prosedur
pembuatan peta kontur.
4.
Dapat membuat peta kontur
dengan komputer
B. DASAR TEORI
Didalam pengukuran membuat garis
kontur dilapangan dimaksud untuk dapat mengetahui elevasi titik diatas
permuakaan tanah dengan alat waterpass dan terampil dalam menarik garis kontur pada titik elevasi yang
diperoleh dari pengukuran elevasi.
Untuk melakukan pengukuran garis
kontur dengan menentukan titik pertama utnuk penempatan waterpass. Sebelum melakukan
pembacaan rambu ukur terlebih dahulu tentukanlah sudut siku-siku dengan
menyetel alat ukur penentuan kesikuan yang ada pada waterpass sebesar 90 derajat atau
100 grid.
Dalam pengukuran ini yang harus
diperhatikan adalah ketegakkan dan kesikuan waterpass antara koordinat X dan
Y dilapangan. Penempatan waterpass harus tepat pada titik yang telah ditentukan, dan lurus antar
titik yang satu dengan yang lain dan pembacaannya harus teliti dan benar-benar
akurat.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal
dalam pengukuran garis kontur haruslah dengan benar-benar konsentrasi dan fokus dalam pembacaan BA, BT
dan BB pada bak ukur. Apabila dalam pengukuran tanpa memperhatikan
bagian-bagian alat yang berfungsi mendukung dalam ketepatan pengukuran seperti
penentuan kesikuan, ketegakkan dan pembacaan rambu ukur maka akan terjadi suatu
kesalahan dari hasil pengukuran.
Apabila didalam pengukuran pembuatan
garis kontur dengan menggunakan alat dengan fungsinya masing-masing sesuai
dengan contoh yang diberikan oleh instruktur pembimbing dan dosen maka
pengukuran data akan memperoleh hasil yang maksimal.
Peralatan yang
diperlukan:
1.
Rol meter untuk mengukur jarak
antara titik tempat menancapkan patok /pen dan kelurusan dari titik yang satu
dengan yang lain.
2.
Pesawat waterpass berfungsi
untuk membidik atau membaca BA,BT dan BB terhadap bak ukur.
3.
Bak ukur yaitu sebagai tempat
pembacaan ukuran BA,BT dan BB dari waterpass.
4.
Unting-unting untuk menentukan
AS pada titik yang telah di tentukan sebagai tempat waterpas.
5.
Nivo untuk menentukan ketegakan
bak ukur.
6.
Kaki tiga/tripoid/statif
berfungsi sebagai tempat waterpass dan sebagai penentu ketepatan titik atau
asas dengan unting-unting.
7.
Patok /pen digunakan untuk
menandai tempat atau jarak yang telah diukur dan sebagai tempat untuk
mendirikan bak ukur.
8.
Payung digunakan untuk
melindungi waterpas dari sinar matahari pada saat melakukan pembacaaan rambu
ukur.
9. Helm untuk pelindung kepala
10. Alat Tulis untuk mencatat hasil pengukuran
C. LANGKAH KERJA
1.
Siapkan semua alat yang akan
digunakan dalam pengukuran ini.
2.
Tempatkan titik awal pengukuran
(0,0) berupa titik pusat koordinat X,Y. Selanjutnya ukur jarak lurus dari titik (0,0) kearah X sepanjang 20 m dan beri patok disetiap 5 m, kemudian kontrol
dengan waterpass kelurusan garis di patok yang dipasang.
3.
Setelah itu ukur jarak lurus
dari titik (0,0) kearah Y sepanjang 25 m, dan beri patok di setiap 5m, kemudian
control dengan waterpass kelurusan garis di patok yang di pasang.
4.
Dirikan statif pada titik A
(0,0) dan pasang pesawat dengan benar. Cek ketegakan alat dengan menyetel nivo
pada pesawat dan jangan lupa untuk mengatur sudut sesuai ketentuan.
5.
Ukur dan catat ketinggian alat.
Hal ini berlaku setiap waterpass berpindah titik.
6.
Kemudian orang pertama membidik
bak ukur pada titik A1 dan catat hasil pengukuran BA, BT dan BB selanjutnya
dengan cara yang sama bidik A2,A3, A4, A5 dan catat hasilnya.
7.
Setelah
pengukuran di titik Y selesai, putar alat ke arah X sebesar 100 grid. Bidik ke titik B
lalu catat hasil pembacaan BA,BT,BB.
8.
Setelah itu catat hasil pembacaan BA, BB dan BT dengan cara yang sama pada titik X dan di
lakukan pada titik C,D,E, dan F.
9.
Pindahkan pesawat pada titik B kemudian orang kedua membidik
ke titik A(0,0)
sebelum membaca ke arak titik (B1) dan catat pembacaan BA, BT, BB, setelah itu arahkan ke titik (B1)
kemudian selanjutnya ukur jarak pada setiap 5m dan
tentukan titiknya (B1 , B2, B3, B4, B5). Lakukan pembacaan BA, BT, BB pada tiap titik.
10.
Bidik ke titik C, putar
sebanyak 100 grid, lakukan pembacaan BA,BT,BB dan catat datanya.
11.
Pindahkan pesawat pada titik C kemudian orang kedua membidik
ke titik B sebelum membaca ke arak titik (C1) dan catat pembacaan BA, BT, BB,
setelah itu arahkan ke titik (C1) kemudian selanjutnya
ukur jarak pada setiap 5m dan tentukan titiknya (C1, C2, C3, C4, C5). Lakukan pembacaan BA, BT, BB pada tiap titik.
12.
Bidik ke titik D, putar sebanyak 100
grid, lakukan pembacaan BA,BT,BB dan catat datanya.
13.
Pindahkan pesawat pada titik D kemudian orang kedua membidik
ke titik C sebelum membaca ke arak titik (D1) dan catat pembacaan BA, BT, BB. Setelah
itu arahkan ke titik (D1) dengan memutar alat searah jarum jam sebanyak 100 grid kemudian selanjutnya ukur jarak pada setiap 5m dan tentukan titiknya (D1, D2, D3, D4, D5). Lakukan pembacaan BA,
BT, BB pada tiap titik.
14.
Bidik ke titik E, putar sebanyak 100
grid, lakukan pembacaan BA,BT,BB dan catat datanya.
15.
Pindahkan pesawat pada titik E kemudian orang kedua membidik
ke titik D sebelum membaca ke araH titik (D1) dan catat pembacaan BA, BT, BB,
setelah itu arahkan ke titik (D1) dengan memutar alat searah jarum jam sebanyak
100 grid kemudian selanjutnya ukur jarak pada setiap 5m
dan tentukan titiknya (D1, D2, D3, D4, D5). Lakukan pembacaan BA, BT, BB pada tiap titik.
16. Selanjutnya data-data hasil pembidikan di olah untuk mendapatkan beda tinggi, elevasi dan jarak optis tiap titik koordinat.
17.
Setelah
selesai, semua peralatan dikumpulkan, dibersihkan, dan dikembalikan dalam
kondisi seperti semula (saat pengembalian/ peminjaman)
D.
DATA HASIL PENGUKURAN
POSISI ALAT & TINGGI ALAT
(m)
|
TITIK TARGET
|
PEMBACAAN BENANG (m)
|
JARAK (m)
|
BEDA TINGGI (M)
|
Elevasi
|
|||
BA
|
BT
|
BB
|
UKUR
|
OPTIS
|
||||
BM
|
23,000
|
|||||||
|
B
|
1,525
|
1,500
|
1,476
|
5,000
|
4,900
|
-0,070
|
22,93
|
|
C
|
1,600
|
1,550
|
1,343
|
10,000
|
25,700
|
-0,120
|
22,810
|
|
D
|
1,690
|
1,418
|
1,344
|
15,000
|
34,600
|
0,012
|
22,822
|
A
|
E
|
1,780
|
1,457
|
1,360
|
20,000
|
42,000
|
-0,027
|
22,795
|
1,430
|
A1
|
1,474
|
1,450
|
1,425
|
50,000
|
4,900
|
-0,020
|
22,775
|
|
A2
|
1,541
|
1,491
|
1,441
|
10,000
|
10,000
|
-0,061
|
22,714
|
|
A3
|
1,599
|
1,521
|
1,491
|
15,000
|
10,800
|
-0,091
|
22,623
|
|
A4
|
1,662
|
1,562
|
1,462
|
20,000
|
20,000
|
-0,132
|
22,491
|
|
A5
|
1,690
|
1,569
|
1,441
|
25,000
|
24,900
|
-0,139
|
22,352
|
|
A
|
1,352
|
1,329
|
1,306
|
5,000
|
4,600
|
0,051
|
22,403
|
|
B1
|
1,449
|
1,425
|
1,402
|
5,000
|
4,700
|
-0,045
|
22,358
|
B
|
B2
|
1,532
|
1,485
|
1,432
|
10,000
|
10,000
|
-0,105
|
22,253
|
1,380
|
B3
|
1,575
|
1,502
|
1,425
|
15,000
|
15,000
|
-0,122
|
22,131
|
|
B4
|
1,635
|
1,545
|
1,442
|
20,000
|
19,300
|
-0,165
|
21,966
|
|
B5
|
1,640
|
1,515
|
1,390
|
25,000
|
25,000
|
-0,135
|
21,831
|
|
C
|
1,472
|
1,448
|
1,424
|
5,000
|
4,800
|
-0,068
|
21,763
|
|
B
|
1,289
|
1,265
|
1,240
|
5,000
|
4,900
|
0,275
|
22,038
|
|
C1
|
1,390
|
1,367
|
1,342
|
5,000
|
4,800
|
0,173
|
22,211
|
C
|
C2
|
1,430
|
1,382
|
1,331
|
10,000
|
9,900
|
0,158
|
22,369
|
1,540
|
C3
|
1,492
|
1,420
|
1,345
|
15,000
|
14,700
|
0,120
|
22,489
|
|
C4
|
1,569
|
1,469
|
1,370
|
20,000
|
19,900
|
0,071
|
22,560
|
|
C5
|
1,625
|
1,501
|
1,378
|
25,000
|
24,700
|
0,039
|
22,599
|
|
D
|
1,404
|
1,380
|
1,355
|
5,000
|
4,900
|
0,160
|
22,759
|
|
C
|
1,352
|
1,328
|
1,303
|
5,000
|
4,900
|
0,292
|
23,051
|
D
|
D1
|
1,455
|
1,431
|
1,408
|
5,000
|
4,700
|
0,189
|
23,240
|
1,620
|
D2
|
1,521
|
1,474
|
1,424
|
10,000
|
9,700
|
0,146
|
23,386
|
|
D3
|
1,580
|
1,506
|
1,431
|
15,000
|
14,900
|
0,114
|
23,500
|
|
D4
|
1,655
|
1,556
|
1,460
|
20,000
|
19,500
|
0,064
|
23,564
|
|
D5
|
1,675
|
1,550
|
1,429
|
25,000
|
24,600
|
0,070
|
23,634
|
|
E
|
1,437
|
1,433
|
1,429
|
5,000
|
0,800
|
0,187
|
23,821
|
|
D
|
1,395
|
1,370
|
1,345
|
5,000
|
5,000
|
0,090
|
23,911
|
E
|
E1
|
1,525
|
1,500
|
1,475
|
5,000
|
5,000
|
-0,040
|
23,871
|
1,460
|
E2
|
1,585
|
1,540
|
1,485
|
10,000
|
10,000
|
-0,080
|
23,791
|
|
E3
|
1,605
|
1,530
|
1,455
|
15,000
|
15,000
|
-0,070
|
23,721
|
|
E4
|
1,660
|
1,560
|
1,460
|
20,000
|
20,000
|
-0,100
|
23,621
|
|
E5
|
1,670
|
1,545
|
1,420
|
25,000
|
25,000
|
-0,085
|
23,536
|
Kontrol:
1.
Menghitung Jarak Optis
Rumus untuk menghitung jarak analisa:
|
D
= Jarak (meter)
BA
= Benang Atas (meter)
BB = Benang Bawah (meter)
a.
Dari Titik A
·
Dari titik A ke titik B
D = (1,525 - 1,476) x 100 = 4,900
·
Dari titik A ke titik C
D = (1,600 - 1,343) x 100 = 25,700
·
Dari titik A ke titik D
D = (1,690 - 1,344) x 100 = 34,600
·
Dari titik A ke titik E
D = (1,780 - 1,360) x 100 = 42,000
·
Dari titik A ke titik A1
D = (1,474 - 1,425) x 100 = 4,900
·
Dari titik A ke titik A2
D = (1,541 - 1,441) x 100 = 10,000
·
Dari titik A ke titik A3
D = (1,599 - 1,491) x 100 = 10,800
·
Dari titik A ke titik A4
D = (1,662 - 1,462) x 100 = 20,000
·
Dari titik A ke titik A5
D = (1,690 – 0,441) x 100 = 124,900
b.
Dari titik B
·
Dari titik B ke titik A
D = (1,352 - 1,306) x 100 = 4,600
·
Dari titik B ke titik B1
D = (1,449 - 1,402) x 100 = 4,700
·
Dari titik B ke titik B2
D = (1,532 - 1,432) x 100 = 10,000
·
Dari titik B ke titik B3
D = (1,575 - 1,425) x 100 = 15,000
·
Dari titik B ke titik B4
D = (1,635 - 1,442) x 100 = 19,300
·
Dari titik B ke titik B5
D = (1,640 - 1,390) x 100 = 25,000
·
Dari titik B ke titik C
D = (1,472 - 1,424) x 100 = 4,800
c.
Dari titik C
·
Dari titik C ke titik B
D = (1,289 - 1,240) x 100 = 4,900
·
Dari titik C ke titik C1
D = (1,390 - 1,342) x 100 = 4,800
·
Dari titik C ke titik C2
D = (1,430 - 1,331) x 100 = 9,900
·
Dari titik C ke titik C3
D = (1,492 - 1,345) x 100 = 14,700
·
Dari titik C ke titik C4
D = (1,569 - 1,370) x 100 = 19,900
·
Dari titik C ke titik C5
D = (1,625 - 1,378) x 100 = 24,700
·
Dari titik C ke titik D
D = (1,404 - 1,355) x 100 = 4,900
d.
Dari titik D
·
Dari titik D ke titik C
D = (1,352 - 1,303) x 100 = 4,900
·
Dari titik D ke titik D1
D = (1,455 - 1,408) x 100 = 4,700
·
Dari titik D ke titik D2
D = (1,521 - 1,424) x 100 = 9,700
·
Dari titik D ke titik D3
D = (1,580 - 1,431) x 100 = 14,900
·
Dari titik D ke titik D4
D = (1,655 - 1,460) x 100 = 19,500
·
Dari titik D ke titik D5
D = (1,675 - 1,429) x 100 = 24,600
·
Dari titik D ke titik E
D = (1,437 - 1,429) x 100 = 800
e.
Dari titik E
·
Dari titik E ke titik D
D = (1,395 - 1,345) x 100 = 5,000
·
Dari titik E ke titik E1
D = (1,525 - 1,475) x 100 = 5,000
·
Dari titik E ke titik E2
D = (1,585 - 1,485) x 100 = 10,000
·
Dari titik E ke titik E3
D = (1,605 - 1,455) x 100 = 15,000
·
Dari titik E ke titik E4
D = (1,660 - 1,460) x 100 = 20,000
·
Dari titik E ke titik E5
D = (1,670 - 1,420) x 100 = 25,000
2.
Menghitung Beda Tinggi
|
∆H
= Beda Tinggi (meter)
BT
= Benang Tengah (meter)
a.
Dari titik A
·
∆HAB = i – BT
= 1,430 – 1,500
= -0,070
·
∆HAC = i – BT
= 1,430 – 1,550
= -0,120
·
∆HAD = i – BT
= 1,430 – 1,418
= 0,012
·
∆HAE = i – BT
= 1,430 – 1,457
= -0,027
·
∆HAA1 = i – BT
= 1,430 – 1,450
= -0,020
·
∆HAA2 = i – BT
= 1,430 – 1,491
= -0,061
·
∆HAA3 = i – BT
= 1,430 – 1,521
= -0,091
·
∆HAA4 = i – BT
= 1,430 – 1,562
= -0,132
·
∆HAA5 = i – BT
= 1,430 – 0,596
= 1,492
b.
Dari titik B
·
∆HBA = i – BT
= 1,430 – 1,329
= 0,051
·
∆HBB1 = i – BT
= 1,430 – 1,425
= -0,045
·
∆HBB2 = i – BT
= 1,430 – 1,485
= -0,105
·
∆HBB3 = i – BT
= 1,430 – 1,502
= -0,122
·
∆HBB4 = i – BT
= 1,430 – 1,545
= -0,165
·
∆HBB5 = i – BT
= 1,430 – 1,515
= -0,135
·
∆HBBC = i – BT
= 1,430 – 1,448
= -0,068
c.
Dari titik C
·
∆HCB = i – BT
= 1,430 – 1,265
= 0,275
·
∆HCC1 = i – BT
= 1,430 – 1,367
= 0,173
·
∆HCC2 = i – BT
= 1,430 – 1,382
= 0,158
·
∆HCC3 = i – BT
= 1,430 – 1,420
= 0,120
·
∆HCC4 = i – BT
= 1,430 – 1,469
= 0,071
·
∆HCC5 = i – BT
= 1,430 – 1,501
= 0,039
·
∆HCD = i – BT
= 1,430 – 1,380
= 0,160
d.
Dari titik D
·
∆HDC = i – BT
= 1,430 – 1,382
= 0,292
·
∆HDD1= i – BT
= 1,430 – 1,431
= 0,189
·
∆HDD2 = i – BT
= 1,430 – 1,474
= 0,146
·
∆HDD3 = i – BT
= 1,430 – 1,506
= 0,114
·
∆HDD4 = i – BT
= 1,430 – 1,556
= 0,064
·
∆HDD5 = i – BT
= 1,430 – 1,550
= 0,070
·
∆HDE = i – BT
= 1,430 – 1,433
= 0,187
e.
Dari titik E
·
∆HED = i – BT
= 1,430 – 1,370
= 0,090
·
∆HEE1 = i – BT
= 1,430 – 1,500
= -0,040
·
∆HEE2 = i – BT
= 1,430 – 1,540
= -0,080
·
∆HEE3 = i – BT
= 1,430 – 1,530
= -0,070
·
∆HEE4 = i – BT
= 1,430 – 1,560
= -0,100
·
∆HEE5 = i – BT
= 1,430 – 1,545
= -0,085
3.
Elevasi
a. Dari titik A
·
Elevasi
B = BM + ∆HAB
= +23,000 + (-0,070)
= +22,930 meter
·
Elevasi
C = El B + ∆HAC
= +22,930 + (-0,120)
= +22,810 meter
·
Elevasi
D = El C + ∆HAD
= +22,810 + (0,012)
= +22,822 meter
·
Elevasi
E = El D + ∆HAE
= +22,822 + (-0,027)
= +22,795 meter
·
Elevasi A1 =
El E + ∆HAA1
= +22,795 + (-0,020)
= +22,775 meter
·
Elevasi A2 =
El A1 + ∆HAA2
= +22,775 + (-0,061)
= +22,714 meter
·
Elevasi A3 =
El A2 + ∆HAA3
= +22,714 + (-0,091)
= +22,632 meter
·
Elevasi A4 =
El A3 + ∆HAA4
= +22,632 + (-0,132)
= +22,491 meter
·
Elevasi A5 =
El A4 + ∆HAA5
= +22,491 + (-0,139)
= +22,352 meter
b. Dari
titik B
·
Elevasi
A = El A5 + ∆HBA
= +22,352 + 0,051
= +22,403 meter
·
Elevasi B1 =
El A + ∆HBB1
= +22,403 + (-0,045)
= +22,358 meter
·
Elevasi B2 =
El B1 + ∆HBB2
= +22,358 + (-0,105)
= +22,253 meter
·
Elevasi B3 =
El B2 + ∆HBB3
= +22,253 + (-0,122)
= +22,131 meter
·
Elevasi B4 =
El B3 + ∆HBB4
= +22,131 + (-0,165)
= +22,966 meter
·
Elevasi B5 =
El B4 + ∆HBB5
= +22,966 + (-0,135)
= +22,831 meter
·
Elevasi
C = El B5 + ∆HBC
= +22,831 + (-0,068)
= +22,763 meter
c. Dari
titik C
·
Elevasi B = El C + ∆HCB
= +22,763 + 0,275
= +22,038 meter
·
Elevasi C1 =
El B + ∆HCC1
= +22,038 + 0,173
= +22,211 meter
·
Elevasi C2 = El
C1 + ∆HCC2
= +22,211 + 0,158
= +22,369 meter
·
Elevasi C3 =
El C2 + ∆HCC3
= +22,369 + 0,120
= +22,489 meter
·
Elevasi C4 = El
C3 + ∆HCC4
= +22,489 + 0,071
= +22,560 meter
·
Elevasi C5 = El
C4 + ∆HCC5
= +22,560 + 0,039
= +22,599 meter
·
Elevasi D = El C5 + ∆HCD
= +22,599 + 0,160
= +22,759 meter
d. Dari
titik D
·
Elevasi
C = El D + ∆HDC
= +22,759 + 0,292
= +23,051 meter
·
Elevasi D1 =
El C + ∆HDD1
= +23,051 + 0,189
= +23,240 meter
·
Elevasi D2 =
El D1 + ∆HDD2
= +23,240+ 0,146
= +23,386 meter
·
Elevasi D3 =
El D2 + ∆HDD3
= +23,386 + 0,114
= +23,500 meter
·
Elevasi D4 =
El D3 + ∆HDD4
= +23,500 + 0,064
= +23,564 meter
·
Elevasi D5 =
El D4 + ∆HDD5
= +23,564 + 0,070
= +23,634 meter
·
Elevasi
E = El D5 + ∆HDE
= +23,634 + 0,187
= +23,821 meter
e. Dari
titik E
·
Elevasi
D = El E + ∆HED
= +23,821 + 0,090
= +23,911 meter
·
Elevasi E1 =
El D + ∆HEE1
= +23,911 + (-0,040)
= +23,871 meter
·
Elevasi E2 =
El E1 + ∆HEE2
= +23,871+ (-0,080)
= +23,791 meter
·
Elevasi E3 =
El E2 + ∆HEE3
= +23,791 + (-0,070)
= +23,721 meter
·
Elevasi E4 =
El E3 + ∆HEE4
= +23,721 + (-0,100)
= +23,621 meter
·
Elevasi E5 =
El E4 + ∆HEE5
= +23,621 + (-0,085)
= +23,536 meter
E.
SKETSA KONTUR
F. KESIMPULAN DAN
SARAN
1.
Kesimpulan
Setelah mempraktekkan job Membuat
Garis Kontur ini, kita mampu dan dapat semakin terampil menggunakan alat sipat
datar setelah pada job sebelumnya sudah mempraktekkan pengoperasian alat.
2.
Saran
Pada saat melakukan kegiatan
praktikum usahakan agar selalu berkonsentrasi agar data hasil pengukuran tepat
dan dapat diolah dengan baik pada saat perhitungan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan