Pokok permasalahan :
1. Bagaimana sejarah masuknya agama islam di brazil?
2. Bagaimana budaya islam di brazil?
3.
Bagaimana
keadaan dakwa islam di brazil ?
4.
Masa depan islam
di brazil?
5.
Pendahuluan :
Sejak
ditemukannya Brasil oleh orang Spanyol pada abad ke-15 dan didatangkannya para
budak dari barat dan utara Afrika, dunia Latin mulai dikenalkan pada Islam.
Para budak dan orang Spanyol ini hidup tersebar di Brasil, Venezuela, Kolombia,
dan Kepulauan Karibia.Sebagian besar Muslim saat itu adalah para budak. Tapi,
dalam beberapa kasus mereka harus mengganti kepercayaannya secara terpaksa.
Dan, seiring dengan berjalannya waktu, Islam pun menghilang dari negara-negara
Amerika Latin, termasuk Brasil.
Pada akhir abad ke-16, setelah pembebasan para budak,
muncul komunitas muslim. Para budak yang dibebaskan ini membentuk komunitas
bersama dengan imigran dari India dan Pakistan. Berdasarkan beberapa dokumen,
selama tahun 1850 dan 1860, terjadi imigrasi besar-besaran muslim Arab ke tanah
Amerika.
Sebagian besar mereka datang dari Suriah dan Lebanon.
Mereka menetap di Argentina, Brasil, Venezuela, dan Kolombia. Sebagian juga
tinggal di Paraguay, bersama-sama dengan imigran dari Palestina, Bangladesh,
dan Pakistan. Imigrasi ini berlangsung secara terus-menerus dan mulai berkurang
pada tahun 50-an. Sementara di Kolombia, pengurangan imigran terjadi pada
dekade 70-an. Hingga kini masih banyak yang menetap di Brasil dan Venezuela .
Sejarah
Islam di Brasil dimulai dengan masuknya orang-orang Afrika dalam bentuk perbudakan
MENURUT data statistik resmi tahun 2000, terdapat
27.239 muslim yang bermukim di Brasil. Kebanyakan penduduk muslim berdiam di
daerah Sao Paulo dan Parana. Sebagian besar dari mereka merupakan imigran
Lebanon yang hijrah dari negara asal mereka, akibat perang saudara. Namun
berdasarkan surat kabar terbitan setempat, jumlah penduduk muslim di Brasil
sekitar 56.000 sampai 70.000 orang. Sedangkan menurut otoritas Islam yang ada,
jumlah muslim di Brasil ada sekitar 1 juta hingga 1,5 juta orang. Sejarah Islam
di Brasil dimulai dengan masuknya orang-orang Afrika dalam bentuk perbudakan.
Brasil menerima 37% dari seluruh budak Afrika yang diperdagangkan, berjumlah
sekitar 3 juta orang. Sejak tahun 1550, orang Portugis telah menggunakan budak
bangsa Afrika untuk bekerja di kebun tebu yang sebelumnya dimusnahkan oleh
penduduk setempat.
Sebagian sarjana menyatakan bahwa Brasil merupakan
negara Amerika yang paling banyak menerima muslim bangsa Afrika. Tahun 1835 di
Bahia, muslim berbagai bangsa pernah mengadakan suatu pemberontakan. Peristiwa
itu menyebabkan banyak orang terbunuh. Sejak itu, Portugis berjaga-jaga
terhadap Afro-Muslim, termasuk memaksa mereka menganut agama Katolik. Walaupun
demikian, komunitas muslim di Brasil tidak dapat dienyahkan begitu saja. Hingga
tahun 1900, tercatat masih terdapat 10.000 Afro-Muslim yang hidup di Brasil.
Setelah masa asimilasi paksa terhadap Afro-Muslim,
perkembangan Islam di Brasil telah memasuki suatu era yang baru dengan adanya
imigran Muslim Timur Tengah ke negara ini. Kebanyakan mereka berasal dari
Suriah
Keberadaan Islam di Brasil sempat melahirkan
kontroversi. Berdasarkan sejarah tradisional Brasil, penemuan negara ini tidak
terlepas dari penjelajah Portugis bernama Pedro Alvarez Cabral. Belakangan,
sumber sejarah terbaru menyodorkan satu fakta berbeda bahwa penemu Brasil
adalah penjelajah asal Spanyol.
Semakin banyak ahli sejarah, baik muslim maupun
non-muslim, yang kian menyadari kuatnya kehadiran muslim di periode awal
penemuan Amerika. Bukti itu diperkuat dengan penemuan prasasti bertuliskan nama
Allah.
Dalam bahasa asli orang Amerika, bisa ditemukan dengan
mudah kata-kata asli Arab. Bahkan nama beberapa kota di Brasil yang sering
dikaitkan dengan bahasa asli orang Amerika, sebenarnya lebih cocok dikatakan
sebagai bahasa Arab asli.
Apabila seluruh informasi ini dikonfirmasikan dan
dicatat sebagai bagian dari sejarah Brasil, bisa jadi Brasil ditemukan oleh
seorang muslim 500 tahun lalu. Selain itu, melalui budak muslim yang dibawa
dari Afrika, kita juga bisa mengidentifikasi pengaruh kebudayaan Islam, meski
sebagian besar cenderung terdistorsi belakangan ini. Bukti ini bisa ditemui di
bagian timur laut Brasil.
Sejak ditemukannya Brasil oleh orang Spanyol pada abad
ke-15 dan didatangkannya para budak dari barat dan utara Afrika, dunia Latin
mulai dikenalkan pada Islam. Para budak dan orang Spanyol ini hidup tersebar di
Brasil, Venezuela, Kolombia, dan Kepulauan Karibia.Sebagian besar Muslim saat
itu adalah para budak. Tapi, dalam beberapa kasus mereka harus mengganti
kepercayaannya secara terpaksa. Dan, seiring dengan berjalannya waktu, Islam
pun menghilang dari negara-negara Amerika Latin, termasuk Brasil.
Pada akhir abad ke-16, setelah pembebasan para budak,
muncul komunitas muslim. Para budak yang dibebaskan ini membentuk komunitas
bersama dengan imigran dari India dan Pakistan. Berdasarkan beberapa dokumen,
selama tahun 1850 dan 1860, terjadi imigrasi besar-besaran muslim Arab ke tanah
Amerika.
Sebagian besar mereka datang dari Suriah dan Lebanon.
Mereka menetap di Argentina, Brasil, Venezuela, dan Kolombia. Sebagian juga
tinggal di Paraguay, bersama-sama dengan imigran dari Palestina, Bangladesh,
dan Pakistan. Imigrasi ini berlangsung secara terus-menerus dan mulai berkurang
pada tahun 50-an. Sementara di Kolombia, pengurangan imigran terjadi pada
dekade 70-an. Hingga kini masih banyak yang menetap di Brasil dan Venezuela .
Komunitas ini, seperti halnya di Amerika Serikat,
membaurkan dirinya dengan kegiatan nasional, bekerja keras dan mencintai negara
yang menaunginya. Banyak dari mereka yang menciptakan komunitas Islam, Pusat
Dakwah Islam, dan masjid.
Bagaimana pun, semua itu membuktikan Islam bukanlah
barang asing bagi kebudayaan Brasil, melainkan bagian penting dari kebudayaan
Brasil. Setidaknya, itulah pandangan Maria Moreira. Ia adalah mualaf Brasil
yang kini tinggal di Mesir dan pengajar di Universitas Rio de Janeiro . Karena
itu, Maria optimistis, Islam bisa diperkenalkan kepada masyarakat Brasil secara
lebih meluas. Memperkenalkan Islam kepada masyarakat Brasil melalui tingkah
laku yang sopan tentunya akan sangat penting. Lebih penting dari sekadar
melalui kata-kata atau khutbah.
Ini juga penting untuk mengembalikan kebudayaan asli
Brasil dan secara berhati-hati menghapuskan kepentingan politik dan agama yang
muncul di masa lalu. Sayangnya, kepentingan politik dan pribadi malah datang
dari muslim itu sendiri. Banyak dari mereka yang menunda atau bahkan tidak
melaksanakan kewajiban tersebut.
Saat ini di semua negara Amerika Latin, terdapat
komunitas muslim, baik pendatang maupun penduduk asli yang memeluk Islam
sebagai keyakinannya. Berdasarkan statistik, jumlah muslim di Amerika Latin
melebihi empat juta jiwa.
Budaya
islam di brazil
Budaya Bertentangan dengan Islam KEKHAWATIRAN
berkembangnya konflik yang dipicu oleh pemuatan kartun yang menghina Nabi
Muhammad SAW yang dilakukan surat kabar Denmark, Jylland Posten ternyata
menjadi kenyataan. Bukan hanya sekadar konflik wacaca soal kebebasan
bereskpresi, masalah ini terus meluas menjadi perselisihan antaragama, terutama
Islam dan Kristen.
Perselisihan yang membahayakan kerukunan umat beragama
ini juga menarik perhatian bukan hanya agamawan Islam, melainkan juga Kristen.
Bertempat di Porto Alegre, Brasil, Lembaga Gereja Dunia atau (World Council of
Churchs/WCC) menggelar pertemuan besar gereja yang dihadiri agamawan Kristen,
ilmuwan dan tokoh agama.
Pertemuan ini bukan hanya membahas kepentingan umat
Kristen dunia, melainkan juga membahas isu global yang terjadi saat ini, yaitu
perselisihan antar Islam dan Kristen yang semakin meluas akibat pemuatan kartun
nabi. Karenanya pihak gereja juga mengundang agamawan Islam untuk mencari titik
temu perselisihan antar agama yang sangat mudah terbakar ini.Pertanyaannya,
mengapa Brasil menjadi ajang perhelatan ini? Brasil merupakan negara terbesar
di Amerika Latin dengan jumlah penduduk 170 juta jiwa dan mayoritas penduduknya
adalah penganut Katolik taat. Saat polemik pemuatan karikatur Nabi SAW
menyeruak, negara ini adem ayem saja.
Islam memang sudah hadir di negara ini sejak lebih
dari 500 tahun. Namun jumlah muslim di negara ini merupakan minoritas. Mereka
juga menempuh cara ‘sopan’ dalam memprotes karikatur itu. Bukan dengan turun ke
jalan, tapi lebih pada seruan introspeksi. “Tunjukkan pribadi Rasulullah SAW
melalui diri Anda,’’ begitu seruan para pemimpin muslim di negara itu.
Keadaan dakwa islam di brazil
Dakwah Islam di Brasil lebih ditujukan bagi komunitas
mereka sendiri. Populasi orang Brasil yang menjadi muslim hanyalah satu persen
saja atau 10 ribu orang. Sebagian besar dari mereka tinggal di kawasan Sao
Paulo dan Parana. Mereka merupakan komunitas muslim asal Libanon yang
meninggalkan negaranya ketika terjadi perang sipil.
Mayoritas penduduk Brasil merupakan penganut Katolik
yang sangat taat. Bahkan negara ini merupakan salah satu negara Katolik
terbesar di dunia. Namun saat ini, Katolik telah banyak kehilangan pengikut di
negara yang dikenal dengan sepakbolanya ini. Mengenai soal minimnya penganut
Islam di negara ini dikaitkan dengan kebudayaan Latin yang bertentangan dengan
ajaran Islam. Kebudayaan Brasil dipenuhi dengan aneka permainan, senang menari,
dan sederet aktivitas budaya yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Syekh Khalil Saifi, koordinator The Center of
Divulgation of Islam to Latin America yang berpusat di Sao Bernardo do Campo,
menyatakan, dakwah Islam di negeri ini baru sebatas ‘menghadirkan’ Islam dan
membantu masyarakat Brasil mengenal Islam. Selain itu juga memelihara hubungan
mereka dengan bahasa dan juga kebudayaan Islam. “Orang Brasil yang datang ke
sini pastilah sebelumnya bersentuhan terlebih dahulu dengan komunitas
muslim-Arab,’’
Minim Dai dan Guru Agama MUSLIM di Brasil kekurangan
dai dan guru agama, meski masjid dan madrasah banyak berdiri di Brasil. Kondisi
ini memang sangat disayangkan. Pada saat masjid dan madrasah sudah berdiri,
juru dakwah dan mereka yang berpengalaman dalam bidang agama masih sangat minim
sehingga pengelolaannya tidak maksimal.
Mingguan berbahasa Arab, Al ‘Alam Al Islamy edisi 29
Agustus lalu mengungkapkan, umat Islam di Brasil sejak lama berupaya untuk
mendirikan sarana ibadah berupa masjid dan madrasah. Bagi mereka, upaya ini
tentu bukan hal yang mudah. Islam merupakan minoritas.
Sayangnya, setelah sekian lama mereka bekerja keras
dan kemudian terwujud bangunan masjid dan madrasah tersebut dalam jumlah yang
memadai, kekurangan sumber daya manusia menghadang. “Kegiatan dakwah masih
jalan di tempat,” tulis mingguan berbahasa Arab itu.
Banyak faktor yang menyebabkan itu terjadi. Minimnya
juru dakwah dan orang-orang yang berpengalaman di bidang tersebut menjadi
kendala. “Di sisi lain, generasi muda Islam Brasil terlalu sibuk di medan
ekonomi dan politik, sehingga kegiatan dakwah dan keagamaan menjadi kosong,”
tulis Al ‘Alam Al Islamy mengutip komentar seorang tokoh muslim negara itu.
Saat ini, jumlah masjid dan mushola di Brasil lebih
dari 80 buah. Padahal, pada tahun 2001 jumlahnya tidak bergeser dari 50-an.
Sayangnya, masjid, mushola, maupun madrasah tersebut banyak yang tutup atau
kehilangan ghiroh-nya.
Brasil pernah mencatat sejarah dalam penyebaran Islam
di Amerika Latin. Masjid pertama kali yang dibangun di wilayah itu adalah
Masjid Raya Sao Paulo di Brasil yang mulai digagas tahun 30-an. Tahun 1939,
tokoh-tokoh muslim Brasil ‘saweran’ membeli lahan. Peletakan batu pertamanya
dilakukan pada tahun 1948 dan baru berakhir pembangunannya tahun 1960.
Lamanya pembangunan masjid, tak lepas dari sulitnya
upaya dana yang dilakukan umat Islam di negeri sepakbola tersebut. Begitu
pembangunan masjid rampung, umat Islam sudah tersebar ke seantero Brasil. Di
daerah-daerah baru itu, mereka juga mendirikan masjid. Jumlah masjid pun kian
berkembang dan tak hanya di Sao Paulo saja.
Sedangkan madrasah mulai berdiri di Brasil sejak tahun
60-an. Pertamakali madrasah berdiri di San Paulo, daerah yang paling banyak
dihuni umat Islam. Setelah itu, berdiri pula madrasah di wilayah Cortiba dan
beberapa tempat lainnya.
Madrasah digunakan sebagai semacam diniyah, yaitu
untuk mengajarkan ilmu agama dan bahasa Arab. Sayangnya, seperti juga terjadi
pada masjid yang tidak dikelola dengan baik, madrasah-madrasah belum berhasil
memberikan bimbingan keagamaan yang baik.
Beruntung, beberapa minggu lalu pemerintah Kerajaan
Arab Saudi serta sejumlah negara-negara Islam telah mengirimkan bantuan kepada
umat Islam di Brasil berupa tenaga pengajar, dai, dan buku-buku bacaan. Bahkan
tak hanya itu, pemerintah Kerajaan Arab Saudi serta negara-negara Islam lainnya
juga telah memberikan bantuan materi serta beasiswa bagi pelajar muslim untuk
meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Persoalan pendidikan mungkin lebih pelik ketimbang
pengelolaan masjid. Sampai saat ini, muslim Brasil belum menemukan metode yang
pas bagi pengajaran agama dan bahasa Arab. ”Pendidikan masih diberikan dengan
sistem yang konvensional,” tulis Al ‘Alam Al Islamy.
Madrasah-madrasah yang ada di sana, menurut media ini,
belum sepenuhnya dikelola secara utuh untuk belajar agama Islam dan pelajaran
bahasa Arab melainkan baru sekadar kelas-kelas dirasah terbatas yang disebut
dengan Daurah Ta’limil ‘Arabiyyah (semacam kursus bahasa Arab, Red).
Rumitnya lagi, untuk menemui kelas-kelas terbatas ini
juga tidak mudah bagi generasi muda muslim di Brasil. Masalah jarak menjadi
kendala, karena muslim tidak mukim di satu tempat saja. Belum lagi, mereka
sering melakukan perpindahan tempat tinggal, mengikuti kedua orangtuanya.
“Walaupun jumlah anak-anak muslim di Sao Paulo bisa mencapai ribuan, tapi yang
ikut belajar pada kelas-kelas pelajaran Islam dan bahasa Arab ini jumlahnya
sangat sedikit sekali,” jelasnya.
Masalah pengadaan buku dan sarana audiovisual juga
menjadi problem tersendiri. Informasi tentang dunia Islam yang bisa mereka
serap setiap hari juga sangat minim. “Banyak umat Islam di Brasil yang tak tahu
apa-apa tentang Islam,” tambahnya.
Setiap Hari 3 Masuk Islam
Setiap Hari 3 Masuk Islam
Masa depan
islam di brazil
MASA depan Islam di Brasil cukup cerah. Setiap hari, 3
orang masuk Islam. Sejumlah lembaga Islam di Brasil menyatakan, jumlah orang
yang memeluk Islam di satu kota seperti San Paolo setiap harinya mencapai 3
orang.
Sayangnya, tidak ada data statistik yang detail
mengenai berapa jumlah umat Islam sesungguhnya di Brasil. Beberapa lembaga
Islam menilai sekitar 3 juta orang. Jumlah ini terbagi antara kaum imigran dari
negara-negara Arab dan Islam, dan warganegara Brasil sendiri yang memeluk
Islam.
Hosam El Bostani, seorang imam di salah satu masjid di
Sao Paolo menegaskan, kebanyakan yang masuk Islam itu adalah dari kalangan
pemuda dan kaum wanita. Ini menguatkan bahwa agama Islam memiliki masa depan
yang besar (baca: cerah) di Brasil.
Mengenai sebab kenapa secara khusus, kedua kelompok
masyarakat begitu antusias masuk Islam. Seorang wartawati Brasil, Rita de Ceiba
mengatakan, kaum wanita dan pemuda merupakan kelompok masyarakat yang paling
menderita di Brasil akibat berantakannya rumah tangga (broken home) dan
ketidakharmonisan dalam keluarga
Kesimpulam :
Sejak ditemukannya Brasil oleh orang Spanyol pada abad ke-15 dan
didatangkannya para budak dari barat dan utara Afrika, dunia Latin mulai
dikenalkan pada Islam. Para budak dan orang Spanyol ini hidup tersebar di
Brasil, Venezuela, Kolombia, dan Kepulauan Karibia.Sebagian besar Muslim saat
itu adalah para budak. Tapi, dalam beberapa kasus mereka harus mengganti
kepercayaannya secara terpaksa. Dan, seiring dengan berjalannya waktu, Islam
pun menghilang dari negara-negara Amerika Latin, termasuk Brasil.
Pada akhir abad ke-16, setelah pembebasan para budak,
muncul komunitas muslim. Para budak yang dibebaskan ini membentuk komunitas
bersama dengan imigran dari India dan Pakistan. Berdasarkan beberapa dokumen,
selama tahun 1850 dan 1860, terjadi imigrasi besar-besaran muslim Arab ke tanah
Amerika.
Sebagian besar mereka datang dari Suriah dan Lebanon.
Mereka menetap di Argentina, Brasil, Venezuela, dan Kolombia. Sebagian juga
tinggal di Paraguay, bersama-sama dengan imigran dari Palestina, Bangladesh,
dan Pakistan. Imigrasi ini berlangsung secara terus-menerus dan mulai berkurang
pada tahun 50-an. Sementara di Kolombia, pengurangan imigran terjadi pada
dekade 70-an. Hingga kini masih banyak yang menetap di Brasil dan Venezuela .
Daftar
pustaka :
http://putramahkotaofscout.blogspot.com/
Tiada ulasan:
Catat Ulasan